Kallanomics, Boedionomics, Prabowonomics

ADU konsep dan program ekonomi tampaknya akan sangat mewarnai Pemilu Presiden (Pilpres) 2009. Alasannya sederhana. Konteks kontestasi pilpres saat ini adalah krisis ekonomi global yang imbasnya di Indonesia telah menjadi menu pembicaraan sehari- hari.

Misalnya saja penurunan investasi,penurunan ekspor,demikian juga kekhawatiran terhadap gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK),serta meningkatnya angka kredit macet perbankan. Faktor lain adalah persepsi masyarakat luas bahwa titik lemah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah pencapaian dalam bidang ekonomi.

Meski Badan Pusat Statistik (BPS) berkali-kali menyatakan angka kemiskinan dan pengangguran terus menurun dalam beberapa tahun terakhir ini, berbagai kalangan tetap meragukan kebenaran laporan tersebut dan menilainya tidak sesuai dengan kondisi riil masyarakat. Dipilihnya Boediono sebagai calon wakil presiden (cawapres) oleh SBY menunjukkan betapa penanganan masalah ekonomi mendapat perhatian khusus.

Munculnya Jusuf Kalla sebagai calon presiden (capres) -meski merupakan konsekuensi logis dari posisinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar- sedikit banyak mengandaikan adanya kalkulasi pemilih yang menempatkan persoalan ekonomi sebagai agenda prioritas.

Kehadiran Prabowo sebagai cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri, selain dimungkinkan karena kesamaan platform, sesungguhnya menyiratkan bahwa Megawati telah siap dengan program baru bidang ekonomi yangberbedadariapayangdulupernah dikerjakannya. Lalu apa yang akan membedakan program ekonomi Kalla (Kallanomics), Boediono (Boedionomics), dan Prabowo (Prabowonomics)?

Hampir dapat dipastikan, siapa pun yang akan terpilih nanti, satu di antara mereka akan menentukan pilihan dan prioritas program ekonomi lima tahun ke depan. Kallanomics dan Boedionomics lebih mudah untuk dinilai karena sudah kita lihat penerapannya.

Dalam berbagai versi penyederhanaan, Boedionomics dianggap metamorfosis dari paham neoliberalisme yang menekankan prinsip-prinsip pasar bebas, privatisasi, dan campur tangan minimal dari negara. Boediono dianggap melanjutkan kebijakan ekonomi dari kelompok ekonom "Mafia Berkeley" yang dulu dimotori Widjojo Nitisastro.

Sementara Jusuf Kalla dinilai memimpin kalangan strukturalis yang lebih menekankan nasionalisme ekonomi dan pertumbuhan borjuasi nasional. Kalla tidak segan-segan menyodorkan tuntutan agar pengusaha nasional dilibatkan dalam berbagai proyek pembangunan atau mengimbau penggunaan produk dalam negeri secara masif. Sering digambarkan oleh media massa, Kalla lebih eksplosif, agresif, dan ingin serbacepat.

Adapun Boediono dinilai lebih hatihati, cermat,dan penuh perhitungan sehingga terkesan lamban. Ibarat mobil,Kalla mirip pedal gas,sedangkan Boediono bagai pedal rem. Boedionomics juga dinilai lebih permisif dalam berutang. Untuk sebagian mungkin ini menjelaskan mengapa utang pemerintah dalam koordinasi Boediono meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir ini.

Dalam soal ini, Kallanomics mungkin lebih hatihati karena sebagai tokoh yang berlatar belakang pengusaha, Kalla lebih tahu cara-cara memperoleh utang dengan beban bunga yang lebih rendah. Tentu Boedionomics dan Kallanomics tidak sesederhana ulasan di atas. Dalam pidato deklarasinya, secara tegas Boediono menyatakan, ekonomi tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pasar. Negara harus dan akan tetap berperan dalam porsi yang pas.

Diakuinya, peran negara yang terlalu besar memang akan menekan kreativitas masyarakat. Pandangan ini berkali- kali disampaikan Boediono dalam berbagai forum ilmiah sejak awal 1980-an. Sebaliknya, Kallanomics juga tidak identik dengan ketergesagesaan atau dalam istilah Amien Rais "Kalaponomics".

Kallanomics memang cenderung lebih agresif (entrepreneurial) dalam memanfaatkan peluang baru dan terasa lebih berani dalam menghadapi risiko. Tanpa keberanian menghadapi risiko, kita akan berjalan di tempat. Bagaimana dengan Prabowonomics?

Dari program-program ekonomi yang ditawarkan dalam kampanye yang lalu, Prabowonomics terasa lebih ?radikal? dalam arti menggunakan pendekatan ekonomi baru yang berbeda dari arus besar (mainstream) strategi dan kebijakan ekonomi selama ini. Bahkan di mata Prabowo, sistem ekonomi kita telah gagal menciptakan kemakmuran dan keadilan.

Bila Kallanomics dan Boedionomics secara umum masih bisa dimasukkan dalam kategori Keynesian Economics (ekonomi kapitalisme dengan koreksi dari negara), Prabowonomics lebih menonjolkan unsur-unsur positif dari sistem ekonomi sosialisme. Katakata kunci dari Prabowonomics akan di sekitar kemandirian ekonomi, moratorium utang, penguasaan aset strategis oleh negara, redistribusi aset, dan sejenisnya.

Kisah sukses sejumlah negara industri baru (China,India, dan sejumlah negara Amerika Latin) ikut mengilhami kebangkitan neososialisme. Prabowonomics menjanjikan harapan baru, eksperimen baru, pengalaman baru, dan??untuk derajat tertentu??risiko baru. Dikotomi ?ekonomi liberal vs ekonomi kerakyatan", betapapun sederhana, tampaknya berusaha menangkap perbedaan tekanan Prabowonomics dengan perspektif pemikiran yang lain.

Janji perubahan,dari siapa pun dan kebijakan apa pun,akan selalu melahirkan kegelisahan. Di sinilah kearifan memiliki arti dan peranan penting. Pilihan kebijakan ekonomi tetap harus menghadirkan transisi yang stabil dan memberi kepastian kepada masyarakat bahwa harapan baru memang ada di ujung terowongan. (*)

PROF HENDRAWAN SUPRATIKNO PH. D*
Guru Besar FE UKSW, Salatiga.

Sistem Manajemen Strategi berbasis BalanceScorecard

Manajemen strategi sering dipandang sebagai suatu skenario atau "game plan" untuk mengembangkan usaha, mempertahankan atau memperbaiki posisi pasar, menarik dan memuaskan konsumen, sukses berkompetisi dengan pesaing, menjalankan operasi bisnis dan mencapai sasaran-sasaran strategis.
Para manajer menjalankan manajemen strategi sebagai proses merumuskan dan mengimplementasikan strategi dalam upaya menyediakan nilai bagi konsumen untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan.
Ada 3 pemikiran strategis tentang perusahaan saat ini: (1) where are we now; (2) where do we want to go; (3) how will we get there. Kemudian pemikiran strategis sebagai dasar proses manajerial dalam manajemen strategis. Proses manajemen strategis mencakup 5 hal penting: (1) pengembangan visi dan misi strategis; (2) penetapan sasaran-sasaran dan indikator-indikator kinerja; (3) strategi crafting untuk mencapai hasil yang diharapkan; (4) implementasi dan eksekusi strategi; (5) melakukan monitoring dan penyesuaian serta evaluasi terhadap perubahan lingkungan.
Pendekatan manajemen strategis berbasis balanced scorecard menjadikan sistem manajemen strategi bersifat komprehensif, terpadu, seimbang dan terukur.Bersifat komprehensif dapat dianalogikan sebagai "dashboard" yang memberikan informasi komprehensif, akurat, relevan dengan tujuan dan "real time".
Hal di atas juga bermakna adanya keselarasan visi, misi, dan sasaran-sasaran strategis. Proses penerjemahan visi dan misi ke dalam sasaran-sasaran strategis membantu manajer membangun program aksi yang terkait dengan visi dan misi. Bahkan sampai pada penyusunan anggaran dan penentuan level kinerja yang disepakati.
Keunggulan lainnya, Manajemen Strategis berbasis BSC dimulai dengan skenario yang memadukan fungsi-fungsi manajemen seperti fungsi manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen operasi dan manajemen SDM. Fungsi-fungsi tersebut dijadikan sasaran-sasaran yang bersifat strategis dan saling berhubungan satu dengan lainnya secara seimbang. Istilah yang sering digunakan adalah koherensi yang berarti ada keterhubungan sebab akibat antar masing-masing perspektif.
Secara praktis, para eksekutif dan manajer akan mendapatkan peta strategi dalam mengendalikan organisasi atau perusahaan dalam mencapai kinerja maksimal yang sejalan dengan visi dan misi mereka.
Sejarah Balanced Scorecard
Penggagas BSC adalah Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang dituangkan dalam artikel “Balanced Scorecard-Measures that Drive Performance” dalam Harvard Business Review tahun 1992. Pemunculan konsep tersebut berbasis penelitian atas 12 (dua belas) perusahaan besar di USA dan Kanada dilanjutkan dengan diskusi-diskusi rutin sepanjang tahun.Kajian intensif tersebut membuahkan konsep BSC sebagai sistem pengukuran kinerja yang bersifat komprehensif dan integral. BSC dikembangkan sebagai sistem pengukuran yang dapat memudahkan pengambil keputusan melihat organisasi secara multi perspektif. Perspektif-perspektif dalam BSC terdiri atas perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Penyusunan BSC dimulai dari penerjemahan visi dan misi perusahaan ke dalam sasaran-sasaran strategis dan indikator-indikator. Dari hal itu, Norton dan Kaplan menemukan pentingnya memilih indikator berdasarkan keberhasilan strategis dalam artikel berikutnya yang juga dimuat dalam Harvard Business Review (September-Oktober 1993) dalam artikelnya "Putting the Balanced Scorecard to Work". Artikel ini menjelaskan bahwa pengukuran yang efektif apabila terintegrasi dengan proses manajemen secara keseluruhan.
Perkembangan BSC selanjutnya adalah sebagai sebuah sistem manajemen strategi. Keberhasilan BSC sebagai sistem manajemen strategi dituangkan dalam tulisannya ”Balanced Scorecard as a Strategic Management System” dalam Harvard Business review tahun 1996. Tulisan tersebut berbasis pada praktek penerapan yang dilakukan Renaissance Solution, Inc. yang dimiliki David P Norton pada berbagai perusahaan sejak pertengahan tahun 1993.. Praktek-praktek tersebut berkaitan dengan penerjemahan dan pengimplementasian visi dan misi ke dalam sasaran-sasaran strategis.

Pemasaran Melalui Internet

INTERNET sebenarnya telah cukup lama kita kenal.Namun,masih sedikit perusahaan yang menggunakan internet untuk meningkatkan pemasaran.

Selama beberapa tahun terakhir ini, saya telah mengundang banyak pembicara internet kelas dunia. Mereka memiliki keahlian yang sangat luar biasa untuk meningkatkan pemasaran lewat internet.

Bahkan, orang yang masih berusia muda pun bisa menjadi pakar internet marketing dan menghasilkan kekayaan yang sangat luar biasa. Oleh karena itu, sebaiknya pula kita mulai menggunakan internet sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pemasaran.

Dalam pembahasan saya pekan lalu tentang 12 pilar marketing, tentu Anda masih ingat pilar yang keempat, yaitu advertising. Dan di dalam advertising bisa terdiri atas berbagai macam media antara lain televisi, koran nasional, koran lokal, majalah, spanduk, brosur, baliho, radio, yellow pages, situs (website), stiker, kartu nama,dan sebagainya.

Kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai pemasaran melalui internet.Beberapa tips supaya penggunaan internet lebih efektif untuk mendukung pemasaran, di antaranya: Pertama, web address sebaiknya mudah diingat. Kedua, tampilan homepage harus menarik tapi tidak perlu rumit. Ketiga, homepage harus mudah untuk di-loading, tidak terlalu banyak animasi atau konten yang membutuhkan waktu yang lama untuk diakses.

Keempat, situs sebaiknya bukan hanya berisi informasi biasa, tapi juga berbagai penawaran yang sensasional. Misalnya, siapa yang melakukan pembelian produk lewat internet mendapat diskon sebesar 50%. Seperti yang akhir-akhir ini digunakan oleh berbagai perusahaan penerbangan, yakni menjual tiket dengan harga yang jauh lebih murah melalui internet dibandingkan dengan pembelian tiket secara konvensional.

Kelima, selalu diingat juga untuk senantiasa mempromosikan alamat situs perusahaan kepada konsumen atau calon konsumen. Cukup banyak perusahaan yang sebenarnya telah membuat situs tetapi tidak digunakan dengan optimal, mungkin tidak di update atau tidak memberikan penawaran- penawaran sensasional yang terbaru.

Agar situs mampu memberikan hasil yang lebih optimal dalam mendukung pemasaran, lebih baik jika dalam suatu perusahaan ada orang atau karyawan khusus yang menangani masalah pemasaran lewat situs sehingga data-data penawaran selalu mutakhir (up to date). Jika belum memungkinkan untuk merekrut karyawan yang menangani masalah pemasaran lewat internet tersebut, mungkin Anda bisa bekerja sama dengan perusahaan yang berkompeten.

Yang harus diperhatikan lagi, pemasaran dengan internet ini harus senantiasa diukur dan dimonitoring. Misalnya,dalam jangka waktu tertentu, kita memberikan promosi dengan pembelian lewat internet. Namun,juga harus mengetahui berapa jumlah respons yang membuka situs kita, dan jumlah respons yang mengambil tindakan untuk melakukan pembelian.

Saat ini masih cukup banyak ditemui, suatu perusahaan yang telah memiliki situs tetapi tidak pernah tahu berapa orang yang merespons situs yang telah dibuat,sehingga hasilnya pun tentu tidak akan optimal.Ingat, dalam pemasaran kita harus selalu memberikan penawaran yang dahsyat, supaya orang mau membeli produk atau jasa yang kita tawarkan bukan sekadar orang tahu perusahaan kita memiliki situs semata.

Jika Anda mempunyai kisah kesuksesan karena telah membaca dan mempraktikkan ilmu yang saya ajarkan dalam buku-buku atau karena hasil mengikuti seminar- seminar saya, segera kirim cerita kesuksesan Anda ke tungdw@ dahsyat.com. (*)

TUNG DESEM WARINGIN
Pelatih Sukses No 1 di Indonesia The most Powerful People and Ideas in Business 2005

Mencermati pergerakan Suku bunga

SEJAK tiga bulan terakhir ini, suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) sudah turun hingga menjadi 7,25%, dari 9,5% pada triwulan terakhir tahun 2008.

Kebijakan penurunan suku bunga yang dilakukan oleh BI dapat dijadikan sinyal bagi penurunan suku bunga simpanan bank-bank yang pada akhirnya berujung pada penurunan suku bunga kredit. Namun, faktanya, penurunan BI Rate tidak serta-merta membuat suku bunga simpanan langsung turun.

Penurunan suku bunga simpanan membutuhkan waktu. Akibatnya penurunan suku bunga kredit juga membutuhkan waktu penyesuaian yang relatif lama. Ada semacam gap yang lebar antara penurunan suku bunga simpanan dan suku bunga kredit. Muncul pertanyaan, mengapa suku bunga kredit tetap membandel untuk turun?

Padahal suku bunga dana sudah lama mengalami penurunan. Tidak terlalu rumit untuk menjawab pertanyaannya itu karena perbankan Indonesia sudah lama mengidap gap yang lebar antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit. Selama ini, perbankan Indonesia ditimbuni suku bunga dana jangka pendek yang mahal, sementara digunakan untuk kredit dalam jangka panjang.

Kerawanan akan terjadinya mismatch (ketidaksesuaian) juga relatif besar. Apalagi, dalam situasi krisis seperti sekarang ini tentu risiko mismatch likuiditas semakin besar. Namun, selain penyakit struktural likuiditas perbankan Indonesia yang mengakibatkan suku bunga kredit tidak bisa serta-merta mengikuti penurunan suku bunga simpanan, dalam konteks sekarang ini hal tersebut bisa dipengaruhi beberapa hal.

Pertama, pemerintah sendiri dalam hal menjaring dana lewat surat utang negara (SUN) pun masih memberikan yield (imbal hasil) yang relatif tinggi, yaitu sekitar 12%. Hal yang sama juga berlaku bagi obligasi pemerintah.

Hal itu bisa diterjemahkan bahwa pemerintah sendiri yang menginginkan suku bunga tinggi atau dalam bahasa sederhananya, pemerintah bersaing dengan bank-bank yang sama-sama dalam kondisi haus likuiditas akibat ekspansi kredit sebelumnya dan menyusutnya likuiditas global.

Kedua, nasabah masih menginginkan suku bunga simpanan yang relatif tinggi. Hal ini bisa terjadi karena instrumen-instrumen portofolio lain tidak menjanjikan tingkat keuntungan yang memadai. Keinginan nasabah itu masuk akal karena perbankan sedang terjadi segmentasi dan membutuhkan likuiditas --kendati sekarang ini kondisi likuiditas relatif membaik, khususnya bagi bank-bank yang dipersepsikan relatif sehat dan kuat.

Ketiga, tingkat persaingan bank-bank dalam memperebutkan dana pihak ketiga semakin ketat. Akibatnya, nasabah dengan mudah dapat saling mengadu antarbank --sehingga bank tunduk pada permintaan nasabah karena memang sedang membutuhkan likuiditas yang mendesak. Tingkat persaingan ini memengaruhi penurunan suku bunga.

Keempat, faktor risiko kredit yang semakin besar karena penurunan permintaan barang dan daya beli masyarakat. Tingginya risiko kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) ini dimasukkan dalam struktur suku bunga kredit. Akibatnya, suku bunga kredit pun juga tidak bisa secara langsung turun dalam tingkat yang diinginkan nasabah.

Kelima, karena tekanan krisis ternyata tidak mengubah target bank kepada pemegang saham. Artinya, bank-bank dipaksa untuk tetap memberikan keuntungan yang besar. Nah, dengan demikian perlambatan ekspansi ini mengganjal penurunan kredit karena bank-bank masih menginginkan net-interest margin (NIM) yang tinggi dengan harapan masih dapat memelihara tingkat keuntungan.

Itulah paling tidak lima faktor yang mengakibatkan suku bunga tetap bandel untuk turun. Perilaku lambatnya suku bunga ini sebenarnya juga pernah terjadi pada sebelum krisis dan menjadi ciri khas dari perbankan Indonesia. Hanya saja, penurunan suku bunga kredit perbankan sekarang ini terasa lama karena situasi krisis sedang mengimpit dunia usaha. Apalagi, Menteri Keuangan pun sudah memberi komando penurunan suku bunga kredit.

Namun memang urusan penurunan suku bunga bukan semata-mata urusan komando, tapi lebih banyak dipengaruhi kondisi tiap bank dan kelima faktor di atas. Penurunan suku bunga seharusnya bisa dilakukan dengan kombinasi banyak hal. Saat ini, kondisi likuiditas perbankan sudah membaik. Selain jumlah dana pihak ketiga di bank yang terus naik, tanda-tanda likuiditas yang membaik juga terlihat dari pulihnya transaksi pasar uang antarbank (PUAB).

Kondisi itu menggambarkan bahwa proses segmentasi perbankan mulai sedikit longgar. Artinya tingkat kepercayaan bank-bank terhadap bank yang dinilai kurang aman sudah mulai pulih. Hal yang sama juga terjadi pada nasabah terhadap bank-bank yang selama ini dinilai kurang sehat dan kurang kokoh. Harusnya situasi ketat likuiditas dapat menurunkan suku bunga.

Namun karena kondisi likuiditas tidak merata, persaingan dengan mengerek suku bunga diam-diam masih terus berlangsung. Faktor lain, menurut data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), mencatat jumlah dana simpanan masyarakat di perbankan selama Maret 2009 bertambah Rp14,39 triliun atau 0,81% ketimbang bulan sebelumnya menjadi Rp1.798,13 triliun.

Perkembangan dana pihak ketiga yang tidak sampai 1% ini menunjukkan bahwa tingkat perebutan dana pihak ketiga dengan produk investasi mulai ketat kembali. Kendati perkembangan suku bunga tumbuh tipis, hal itu tetap menggambarkan bahwa dana pihak ketiga masih berkembang. Hal tersebut terjadi karena banyak investor yang selama ini istirahat dari pasar modal untuk sementara dengan menyimpan dananya di perbankan kini kembali aktif di pasar modal.

Akibatnya, arus dana ke bank-bank sedikit tipis. Namun secara umum, jika memperhatikan data-data BI, kondisi ketat likuiditas mulai tidak ketat seperti pada akhir 2008 lalu. Nah, jika memperhatikan banyak faktor itu, sudah seharusnya penurunan suku bunga kredit tinggal menunggu hitungan hari.

Tidak ada faktor fundamental penting yang mengakibatkan bank-bank masih menahan suku bunga kredit. Penurunan suku bunga kredit dalam waktu dekat ini paling tidak bisa dilakukan karena selain mengurangi beban debitor, hal itu juga dapat meningkatkan kelangsungan hidup perbankan dalam jangka panjang. Tidak semua debitor bisa hidup dengan suku bunga tinggi seperti sekarang ini.

Untuk itu, nasabah yang demikian juga perlu diselamatkan dengan cara sedikit mengorbankan keuntungan bank. Langkah ini dilakukan dengan cara menurunkan suku bunga kredit dengan tujuan agar nasabah masih bisa bertahan hidup menjadi nasabah bank bersangkutan.

Jika tetap dikenakan suku bunga kredit tinggi, debitor akan mengalami kredit macet dan bank akan kehilangan nasabah. Dalam jangka pendek bisa saja bank untung besar, tapi dalam jangka panjang bank kehilangan nasabah. Untuk itu, penurunan suku bunga kredit bisa dimulai dengan kerelaan bank mengurangi keuntungannya.

Apalagi, pemerintah sekarang mulai mengurangi beban setoran dividen bagi bank-bank BUMN. Langkah penurunan suku bunga kredit bank-bank BUMN dapat menjadi pelopor bagi kelangsungan hidup debitor yang pada akhirnya dapat menekan risiko kredit macet dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.(*)

Serian Wijatno
Pengamat Perbankan

Make Company like Disney

Walt Disney adalah salah satu organisasi yang terkenal di dunia. Saat ini Disney bergerak di beberapa bisnis yang ada dengan melanjutkan suatu pola aliansi yang kuat dengan para manufaktur outlet reatail yang ada. Perusahaan ini dijiwai oleh kesuksesan dari “theme park”, resort, hotel dan barang-barang konsumsi serta film. Salah satu karakter Disney yang menjadi kunci kesuksesan Disney adalah mickey mouse. Disney tumbuh dengan cara diversifikasi dengan tidak mengabaikan kesuksesan sebagai tujuan utamanya. Difersifikasi dan kesuksesan perusahaan berasal dari kesuksesan tokoh mickey mouse dan bakat dari seorang Walter E. Disney. Pada pertengahan tahun 1995, Disney membuka industri baru dengan melakukan akuisisi terbesar sepanjang masa, dimana Disney mengakuisisi Capital Cities/ABC, hal ini dilakukan untuk mengangkat nama Disney dan produk-produknya melalui kegiatan penyiaran.
Walter E. Disney lahir tahun 1901 di Chicago. Di tahun 1906, keluarganya pindah ke sebuah perkebunan didekat Marcilene, Missouri. Di tempat inilah dia memperoleh inspirasi berbagai inspirasi bagi dirinya, dimana pada umur 4 tahun dia telah dapat mengambar. Kreatifitas Walt kecil ini ditentang oleh ayahnya yang merupakan seorang yang sangat disiplin, namun Walt mendapatkan dorongan dari sang bibi untuk terus menggambar dengan membawakan kertas dan krayon dari Kansas City.
Walt dan temannya, Ub Iwerks memulai sebuah perusahaan bernama I Werks-Disney Commercial Artis, yang pada akhirnya mengalami kegagalan. Selang beberapa waktu kemudian pada tahun 1920 Walt mencoba kembali, namun menemui kegagalan. Pada tahun 1923 setelah firmanya mengalami kebangkrutan, atas nasehat kakaknya Roy, dia pindah ke Hollywood. Di Hollywood inilah ia dapat memenuhi semua keinginannya. Di sana ia mendirikan sebuah toko bertuliskan “Walt Disney Cartoonies”. Kemudian dia menghubungi sebuah distributor di New York dan memberikan penjelasan tentang idenya untuk membuat serial kartun yang berjudul “Alice Commedies”. Dengan beberapa perubahan Walt memperkerjakan banyak animator untuk membuat film kartun. Ia kemudian menyewa sebuah toko lagi dan membuat Disney Bross bersama saudaranya.
Roy mempunyai bakat dalam mengelola uang, sebaliknya kebiasaaan Walt menghamburkan uang, akibatnya pada tahun 1924 Walt dan Roy meminta pinjaman dari siapapun yang mereka bisa karena perusahaan sedang berada dalam masa genting. Pada saat itu juga Universal Pictures Studio sedang mencari serial kartun baru yang menampilkan tokoh seekor kelinci, dan Walt direkomendasikan untuk proyek tersebut dengan Alice Series sebagai distributornya. Usaha tersebut membuahkan hasil yang menggembirakan, Walt terpacu untuk berkarya lebih baik lagi. Akhirnya beberapa waktu kemudian ia menciptakan sebuah film kartun “Oswald, The Lucky Rabbit” yang sukses di pasaran. Dalam waktu yang bersamaan itu juga ia menikahi Lilian Bound, seorang karikatur wanita pada perusahaan tersebut. Beberapa saat kemuan Walt berangkat ke New York untuk berenegoisasi tentang serial lanjutan Oswald. Walt berniat untuk meminta kenaikan upah pergambar, namun perusahaan malah menawarkan sebaliknya. Atas hal tersebut Walt marah, dan perusahaan itu akan mengambil seluruh firmanya jika Walt menolaknya. Kemudian Walt mulai mencari distributor lainnya.
Tokoh Mickey Mouse sangat digemari masyarakat, tokoh ini membawa pendapatan yang subtansial. Produk-produk konsumen yang terjual seperti Mickey Mouse tersebar di seluruh negeri. Pada tahun 1930, seorang promotor terkenal, menawarkan untuk mengelola lisensi dari karakter-karakter Disney. Karena disadari kartun ini merupakan inti bisnis dari studio yang ada dan mereka mengeluarkan secara satu persatu karya mereka dan mereka telah berhasil menghidupkan karakter tersebut. pada tahun 1930-an mickey mendapatkan beberapa peran pendamping seperti Clara Clark, Pluto, Goofy, dan Donald Duck. Karakter-karakter ini cukup sukses dan dapat diterima oleh para penggemarnya. Namun Walt masih memiliki banyak ambisi lainya seperti impian untuk membuat film animasi berdurasi lama. Tidak satupun yang memiliki pengetahuan tentang pembuatan film animasi yang memilki durasi yang panjang, sehingga tugas ini dirasakan cukup berat, Tapi Walt selalu berfikiran positif bahwa tidak hanya ini yang dapat dilakukan. Ia mulai mempersiapkan segala seuatu untuk mewujudkan impian ini. Kedua tugas tersebut telah dipublikasikan kepasaran tapi keuangan dan tekanan pekerjaan yang berat sehingga produksi film ini menghabiskan waktu selam 5 tahun.
Apa yang disebut sebagai “kebodohan” Disney yang sempat dilontarkan oleh beberapa rekannya telah menjadikan sebuah kesuksesan yang mutlak baik dalam skala nasional maupun internasional setelah produksi tersebut diluncurkan pada tanggal 4 Februari 1938, Kesuksesan dari film ini juga diperoleh dari dana hasil penjulan produk-produk konsumen yang bervariasi termasuk shampoo, Seed, bahkan popok bayi.
Seiring berkembangnya Disney dan ambisi-ambisi bisnisnya yang masih besar, Walt menilai bahwa studio yang dimilikinya tidak cukup lagi untuk memenuhi jadwal dari berbagi ambisi perusahaan yang semakin berkembang, sehingga perlu dilakukan pengembangan dan pembangunan bagi studio baru. Selama pembangunan ini, Walt juga merasa perlu untuk menata ulang perusahaannya. Pada tahun 1938, sebuah dokumen yang sangan tebal mengenai struktur organisasi dan job description yang baru telah dibuat dan di jabarkan. “a far cry from The ad hoc” mungkin inilah istilah yang dapat dipakai untuk menggambarkan perjuangan dan apa saja yang telah dilakukan oleh Walt Disney dan timnya
Pada tanggal 1 September 1939 terjadi invasi terhadap Polandia yang dilakukan oleh Jerman. Perang ini mengakibatkan pendapatan Disney mulai berkurang, pembiayaan yang tinggi khususnya pada bagian produksi Fantasia. Disney memiliki lebih dari 1.000 orang yang bekerja pada perusahaan ini, dan meskipun Pinokio sukses tapi untuk ukuran box office belum dikatakan sukses. Studio yang baru, baru saja selesai sehingga pembayaran harus dilakukan.
Pada Bulan April 1940 perusahaan menjual sebanyak 155.000 lembar saham dari 6% Komulatif Konvartible Prefered pada harga US$25 per lembar saham dan 600.000 lembar Common stock dengan harga US$5 per lembar saham. Penawaran ini meningkat menjadi US$3.500.000 sesuai dengan kebutuhan dana. Sejak kepindahan dari studio lama, suasana “Commaraderie” dan kreativitas telah mundur. Para artist banyak mengalami penurunan proses kreativitas mereka, dan yang lebih buruk lagi terjadi pada Walt sendiri. Rumor tentang staff dan managemen mulai terdengar. Mulai dari pembiayaan pelayanan di Cafetaria sampai dengan fichtious innerring, dan para karyawan Walt yang menikmati hak istimewa dari yang lain. Kejelasan job deskripsi dan diagram operasional tidak banyak membantu sama sekali, dan hal ini berlangsung lama sebelum adanya kegelisahan yang muncul di intern Disney.
Walt mencoba meredakan rumor yang ada dan meningkatkan komunikasi dengan para staff dengan pernyataan yang ditujukan khusus bagi para animator. Ia menegaskan bahwa ia tidak begitu tertarik dengan mencari keuntungan pribadi saja. Karena ia berharap karyawan nya dapat meningkatkan keuntungan perusahaan ketegangan mulai muncul ketika wakil animator Goofi dipecat.sang animator ini telah lama bergabung dengan perusahaan ini.
Masalah finansial perusahaan dirasakan tidak kunjung berkurang. Walaupun begitu, Walt mengumumkan kebijakan baru tentang pengeluaran dimana para staff diperintahkan untuk mengadopsi perilaku konstruktif terhadap setiap dollar melalui pengembangan produksi penjualan sesuai yang dijadwalkan. Setiap departemen akan menerapkan peraturan dalam rangka mencegah pengeluaran yang tidak perlu, penjualan dan eksploitasi gambar.
Di bawah peraturan yang baru studio melanjutkan produksi lamanya. Cinderella dirilis tahun 1950, diikuti alice wonderland pada tahun 1951, dan peter pan pada tahun 1952. Pada tahun 1950 Disney juga mengeluarkan film-film dengan karakter hidup. Disney juga mengeluarkan film hiburan untuk film yang bercerita tentang alam yang mempunyai foto-foto yang bagus. Selain itu Disney juga memproduksi film serial untuk segmen pemirsa televisi. Salah satunya serial Mickey mouse yang membantu munculnya kembali beberapa figur lama untuk beberapa generasi. Dalam rangka memuaskan pemirsa televisi kabelnya, Channel Disney menyuguhkan hiburan Disney Field. Pada awal tahun 1950 produksi terbesar dari semua itu baru muncul dari ide para kreator. Konsep asli dari Disney Land muncul dari benak Walt pada tahun 1939, detail dari kosep Disneyland baru muncul pada tahun 1951. Walt berharap para pemilik saham tidak membuat industri yang baru tapi dapat berperan serta dalam proyek Disney Land ini.
Disneyland dibuka pada tanggal 17 Juli 1955. pada pagi itu jalanan macet sepanjang 7 mile dan dikunjungi lebih dari 20.00 orang. Ini merupakan awal dari apa yang Walt juluki dengan “Black Sunday”. Setelah 16 bulan, Disney Land meraih keuntungan tertinggi selama sejarah perusahaan. Walt mengembangkan Disney Land sedemikian rupa, dengan menggandeng perusahaan seperti Ford Motor, Pepsi, sehingga Disney land dikenal sebagai “The Small World”. Walt mulai merencanakan untuk membangun Disneyland untuk bagian timur yang berada di Orlando, Florida. Walt juga berencana untuk membuat Prototype Community yang dikenal dengan EPCOT.
Pada tanggal 2 November 1966 Walt tiba tiba jatuh sakit. Hasil Rontgen menunjukkan terdapat lubang pada paru-paru bagian kirinya. Ternyata ini merupakan kanker dan berhasil diangkat. Beberapa saat kemudian ia sehat kembali dan dapat bekerja seperti biasanya. Namun beberapa waktu kemudian ia jatuh sakit kembali. Setelah selama 2 minggu dirawat, ia mengadakan pertemuan dengan saudaranya Roy, mengenai detail proyek Disney Land, pagi berikutnya Walt Disney meninggal Dunia.
Setahun setelah kepergian Walt, terjadi perseteruan antara orang-orang Roy yang bertipe finansial dan orang-orang Walt yang bertipe kreatif. Hampir semua aktivitas yang dilakukan merupakan kegiatan untuk meneruskan yang telah dilakukan oleh Walt. Filosofi ini untuk sementara tapi pada akhirnya menyebabakan segmen film ini semakin memburuk, ditandai dengan kegagalan Disney dalam mmproduksi film “raiders of the last Arst and E.T. Karena penolakan kreator terhadap pembagian keuntungan. Keputusan yang besar ini menyebabkan divaluasi dari Stock Disney, dan diambil kembali oleh Roy pada tahun 1984.
Lain pada itu, muncul Sid Bass dan Stanley. Mereka mendesak untuk melakukan perubahan dalam manajemen yang berujung pada dipekerjakan Michael Eisner dan kawan-kawan. Orang-orang ini mempelopori perubahan dalam divisi film dan divisi lainnya pada perusahaan tersebut. Disney memperlihatkan rekor pemasukan dan pertumbuhandalam beberapa tahun.
Pada tanggal 2 April 1992, perusahaan Walt Disney melkukan Ekspansi ke Merne-la-Valle, Prancis dalam rangka melakukan sebuah usaha diversifikasi dengan bagian industri Theme park. Namun kegiatan investasi ini tidak membuahkan hasil yang menggembirakan, karena pengunjung lebih rendah dibandingkan antisipasi yang dapat dilakukan oleh Disney. Theme park merupakan bagian usaha terbesar dari Disney. Perhitungan akuntansi menunjukan 40% keuntungan Disney. Disney telah merencanakan untuk membangun sebuah Theme park yang di beri nama “ Disney America in Civil War Battelfield” di Manassas, Virginia yang didesain sebagai taman nasional. Proyek ini menyebabkan banyak kontroversi diantara pemerhati lingkungan, namun disisi lain proyek ini menyebakan munculnya sekitar 1900 tugas atau pekerjaan baru untuk daerah ini.
Saat ini Film Disney berada pada puncak kesuksesan. Disney telah mengandalkan pada film animasi untuk meningkatkan keuntungan. Studio Disney telah memproduksi Block buster yang menghasilkan keuntungan yng sangat besar sepanjang waktu. Beberapa film nya antara lain Mermaid (1991), Beauti and the Beast(1992). Disney juga melanjutkan peningkatan produksi dengan meproduksi Pocahontas pada tahun 1995.
Disney mulai merencanakan untuk membuka toko retail di luar theme park. Toko yang pertama kali dibuak berada di Glendale, dekat dengan Disney Anaheim pada 1991. Toko Disney menjadi salah satu toko retail terlengkap dalam menyediakan mainan berkarakter dan bagian dari rantai toko terbesar dalam industri penjualan mainan. Sampai dengan may 1994 Disney telah memiliki 263 disney store. Disney juga mengadakan kerjasama Join Venture dengan beberapa bisnis lainnya dalam rangka mendukung penjualan di luar theme park.
Walt Disney pernah mengatakan bahwa “kamu dapat bermimpi, menciptakan, mendesain, dan membangun tempat-tempat yang sangat bagus di dunia, tapi ini membutuhkan sumberdaya manusia untuk mewujudkan impian ini”. Dari statement Walt ini dapat dilihat bahwa Disney sangat menyadari pentingnya sumber daya manusia sebagai salah satu faktor penting bagi kemajuan dan roda perjalanan Disney.