Strategi Bisnis "Gila" (Dont Try This Strategy)


STRATEGI BISNIS "GILA"

Suatu hari dosen saya di Program MM di salah satu universitas swasta di jogja pernah memberikan kasus dan fast quiz, "Apa yang anda lakukan sebagai manager sebuah bioskop, saat bioskop anda mulai usang dan sepi penonton?" sebagian teman saya di kelas itu menjawab dengan berbagai macam strategi mereka mulai dari renovasi, mencari investor baru, dan banyak hal lainnya.

Tiba giliran saya menjawab, saya hanya menjawab dengan lantang satu kalimat " Saya bakar bioskopnya!!", tiba tiba seisi kelas melihat ke saya dan menganggap saya bercanda. Dosen saya pun langsung melewati saya dan tidak melanjutkan untuk bertanya pada saya.
Kemudian saya berfikir bahwa jawaban saya dianggap aneh dan bertentangan dengan konsep manajemen, tapi saya yakin pendapat atau jawaban saya benar dan dapat / pernah dipraktekkan. tapi sebenarnya jawaban saya tidak serta merta "ngasal" atau "ngawur" karena hal itu pernah dilakukan oleh beberapa pengusaha baik di indonesia atau diluar negeri. Walaupun secara hukum sulit di buktikan, strategi membakar unit usaha atau menghancurkan unit bisnis itu dapat dilakukan. tentunya untuk unit bisnis yang sudah down / colaps tentunya.
Menghancurkan perusahaan sebenarnya banyak alasannya, selain mengejar uang hasil asuransi, juga dilakukan untuk lari dari pajak, atau berbagai kewajiban perusahaan. Sering kita mendengar kebakaran pasar di indonesia identik dengan "Dibakar" agar pasar tersebut bisa di renovasi yang tentu menguntungkan sebagian pihak, juga pernah kita dengar sebuah perusahaan di setting sedemikian rupa agar bangkrut dan lepas dari kewajiban perpajakan atau hutang.
Strategi "Gila" dalam berbisnis  terkadang memang cukup ekstrim dan bisa berhasil ataupun bisa gagal, meminjam istilah keuangan " High Risk High Return" mungkin dapat mencerminkan bagaimana sebuah stratgei bisnis "Gila" dapat diaplikasikan.
Strategi Bisnis "Gila" tidak melulu harus dalam hal negatif seperti cerita saya diatas, bisa juga melahirkan inovasi inovasi yang menghasilkan sebuah produk yang kompetitif dan berhasil di pasar. Aqua contohnya, kalau pendiri Aqua tidak cukup gila untuk memasukan air putih kedalam wadah kemasan mungkin produk itu tidak ada sekarang. begitu juga dengan Pocari Sweat minuman berasa "aneh" yang sukses dipasaran.
Untuk menciptakan sebuah produk gila, harus melalui pikiran orang yang cukup gila dalam ber inovasi, juga dibutuhkan kemauan dan keberanian. Kemauan adalah mau untuk maju, Keberanian adalah Berani untuk gagal.
Secara pribadi saya pernah mencoba hal gila menjual Pancake dan Waffle jalanan. Dan hasil yang saya peroleh "Gagal" iya usaha saya bangkrut dan saya tutup. setelah saya mengamati apa penyebab kegagalan saya ternyata Waffle dan Pancake bukan budaya orang indonesia untuk dimakan di pinggir jalan, melainkan harus di Restoran yang bersih, nyaman supaya tetap menjaga unsur Westernnya. beberapa tahun kemudian muncul sebuah Restoran Waffle dan Pancake di sebuah Mall di Jogja dan menurut pribadi saya cukup sukses karena dia menawarkan konsep western di mall yang tidak saya hadirkan sebelumnya.
Memiliki ide gila terkadang harus anda coba dan praktekan, walaupun endingnya tidak selalu berhasil, at least anda sudah dapat ilmunya.....


Analisa Strategi Kebangkitan Bisnis MLM di Indonesia Tupperware, Oriflame dan Sophie Martin (Part 1)

Nama oriflame, Tupperware, Sophie martin sebenarnya sudah cukup lama ada di indonesia sejak tahun 90-an, namun karena keterbatasan pasar, dan banyaknya aksi penipuan berkedok MLM bisnis ini semakin di tinggalkan orang. 
Namun semuanya berubah sejak munculnya era komunikatif marketing, ditandai dengan munculnya Facebook, Twitter dan berbagai sosial media membuat bisnis MLM ini kembali menggeliat. di tahun 2001 - 2006 mungkin ada nama MLM yang sangat tenar memasarkan produk kesehatan ya Tiens atau orang biasa mengenalnya dengan nama Tiansi, saat itu MLM ini luar biasa berkembangnya, ribuan orang mau, rela, untuk ikut MLM yang menawarkan Mobil hingga Kapal Pesiar untuk para pelaku bisnisnya. Tapi dikarenakan tetap menjual bisnis model pohon yang mengandalkan pencarian anggota baru dibandingkan menjual produknya (memang mahal) bisnis ini mulai ditinggalkan. 

Tupperware adalah nama merek terkenal dari peralatan rumah tangga yang terbuat dari plastik, termasuk didalamnya, wadah penyimpanan, wadah penyajian dan beberapa peralatan dapur yang diperkenalkan untuk khalayak umum pada tahun 1946.
Mereka merancang, membuat dan menyebarkan produk-produknya ke seluruh dunia melalui perusahaan induknya Tupperware Brands Corporationdan dipasarkan dengan metode penjualan langsung yang sering dikenal dengan julukan independent sales force atau sales force yang saat ini tidak kurang ada 1.9 juta orang tersebar di seluruh dunia.[1] Tupperware sendiri merupakan anak perusahaan yang dimiliki oleh Tupperware Brands Corporation.
Tupperware pertama kali dibuat pada tahun 1946 oleh Earl Tupper (1907 – 1983) di Amerika. Ia membuat suatu wadah plastik yang dipergunakan di rumah tangga untuk menyimpan makanan dan membuatnya kedap udara. Salah paten penting dari produk ini adalah seal penyekatnya yang dikenal dengan sebutan "burping seal", yang merupakan ciri khusus terkenal dari produk-produk Tupperware, yang membuatnya sangat berbeda dengan produk-produk sejenis.
Tupperware mengawali strategi penjualan langsung dengan apa yang disebutnya sebagai Tupperware partyBrownie Wise (1913 – 1992) adalah orang mengenalkan strategi ini, dimana sebelumnya ia adalah seorang agen penjualan dari Stanley Home Products. Di awal-awal tahun 1950an, penjualan meledak dan membuatnya dikenal oleh banyak orang. Hal ini terutama dikarenakan pengaruh dari Brownie Wise pada para wanita yang menjajakan Tupperware dengan memakai metode party tadi. Tupperware juga semakin dikenal pada masa-masa Perang Dunia II, dimana para wanita dianjurkan untuk lebih memiliki waktu untuk keluarganya, dan dengan menjadi agen Tupperware menjadikan mereka memiliki penghasilan sendiri dari rumah. Selain itu ada tradisi yang dikenal dengan sebutan Assembly yang diadakan di setiap distributor Tupperware yang diadakan secara rutin. Tradisi ini diperkenalkan dan dilanggengkan hingga kini sebagai sarana untuk memberikan penghargaan kepada para penjual, perekrut terbaik baik untuk individu maupun secara team dan organisasi.

Tupperware menyebar ke daratan Eropa sejak kurun waktu 1960 ketika Mila Pond mengadakan sebuah Tupperware party di WeybridgeInggris, serta beberapa kota lainnya. Namun pada tahun 2003, Tupperware menutup operasinya di Inggris Raya, dikarenakan kekecewaaan para penggunanya atas metode penjualan langsungnya, dan baru dibuka kembali pada tahun 2005 setelah ada restrukrisasi.[2]
Rexall membeli saham Tupperware pada tahun 1958. Rexall menjual toko obat-obatan dengan namanya pada tahun 1977, dan kemudian dinamakan menjadi Dart Industries. Dart merger dengan Kraftco dan akhirnya membentu perusahaan dengan nama Dart & Kraft. Tapi kemudian perusahaan itu pecah lagi, dimana aset-aset Dart sebelumnya dinamakan menjadi Premark International. Tupperware Brands kemudian dipecah dari Premark pada tahun 1996; dimana kemudian Premark diakuisisi oleh Illinois Tool Works tiga tahun kemudian.
Kebangkitan Tupperware dengan tawaran lifetime guarantee, diiringi dengan design produk yang cantik, pemetaan pangsa pasar yang tepat (Wanita, ibu ibu) membuat Tupperware booming di indonesia. 
Siapa orang yang tak memiliki sebuah botol minum berwarna warni dengan ukuran besar  itulah Eco Boottle-nya Tupperware. 
Penekanan terhadap penjualan produk membuat Tupperware Unggul, dia menawarkan bisnis MLM yang Real dan mudah dijual tanpa harus menekankan merekrut Downline dan Anggota baru. 

Walau tetap dengan metode klasik ala MLM direct selling menggunakan Katalog, bisnis ini terus melaju bahkan sekarang di setiap kota memiliki lebih dari 1 gerai (stokist) bahkan produk tupperware sekarang ditawarkan melalui Direct Selling dimana orang berani membeli produknya untuk di stock dan di jual kembali.

Menurut saya strategi pemasaran mouth to mouth marketing yang dikembangkan sukses besar dan membuat Tupperware sukses mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Bahkan beberapa teman dari penulis ada yang berani membeli barang yang versi Malaysia dan Singapore untuk mendapatkan barang yang unique dan sulit ditemukan di indonesia. yah terdengar gila, tapi di era sosial media seperti sekarang tidak ada yang tidak mungkin dilakukan.
Menjual sebuah produk dengan harga yang mahal mudah dilakukan jika strategi pemasaran dan Unique dimiliki oleh produk tersebut, jika Tupperware dapat terus berinovasi baik secara produk dan pemasaran menurut saya bisnis ini masih akan maju sampai 5 - 10 Tahun kedepan, tapi jika Tupperware gagal berinovasi dalam 3 tahun bisnis ini pasti hilang dengan sendirinya. 



Strategi Pemasaran : Tupperware melalui Kampanye Lingkungan

Kampanye peduli lingkungan belakangan ini menjadi tren dalam strategi pemasaran. Salah satu perusahaan yang tak mau ketinggalan menerapkan green campaign yakni produsen alat-alat plastik PT Tupperware Indonesia.
Tupperware yang masuk ke pasaran Indonesia sejak 1991 ini sangat sadar, saat ini orang Indonesia semakin peduli lingkungan. Saban tahun, Indonesia menghasilkan hampir 200 ribu ton sampah per hari (data Kementerian Lingkungan Hidup).
Bagaimana kampanye ala Tupperware? Nining W. Permana, Managing Director, PT Tupperware Indonesia, mengatakan, kampanye kali ini bertemakan “Think Green It’s Fun/TGIF“. Menyasar semua kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa.
“Ada serangkaian kegiatan yang dilakukan mulai 15 Juni hingga 17 Juni 2012, berlatar belakang gaya hidup hijau seperti Tupperware Children Helping Children 2012 (CHC), Green Living n Youth Creativity dan presentasi dari Green Living Tunnel yang akan memberikan inspirasi betapa indahnya bumi tanpa sampah kemasan sekali pakai,” ujar Nining di Jakarta, Jumat (15/6).
Saat ini Tupperware Indonesia merupakan memiliki 71 distributor resmi. Perusahaan yang berpusat di Orlando Amerika Serikat ini besar karena strategi pemasaran dirrect selling. Di Indonesia saja ada lebih dari 140.000 tenaga penjual independen.
“Pelatihan dan bimbingan yang diberikan merupakan bekal untuk menjadi tenaga penjual yang tangguh. Mereka miliki karir dan penghasilan yang sangat memuaskan,” jelas Nining.
Melalui tenaga penjualnya juga, Tupperware mengkampanyekan program reduce dan reuseReduce, yaitu mengurangi pemakaian wadah sekali pakai dan membawa wadah dari rumah untuk bekal dan membeli makanan minuman. Reuse, menggunakan wadah minuman makanan yang aman tidak mengandung bahan berbahaya serta dapat digunakan berulangkali.
Yang unik dan menjadi strategi pemasaran unggulan Tupperware dalam green campaign yakni pemberian garansi seumur hidup bagi semua produk Tupperware. Cara ini belum dilakukan kompetitornya yang mulai gencar masuk ke pasar Indonesia.
Jadi Tupperware menjamin produknya tidak bisa dibuang di tempat sampah karena bisa diganti. Pemilik Tupperware hanya perlu membawa barang yang lama ataupun yang memiliki kerusakan wajar ke distributor-distributor terdekat. 
Sumber : http://swa.co.id/

Kisah Penjual Mesin Tik asal RI yang Kini Membeli Ratusan Pesawat Airbus dan Boeing

Bos Lion Air, Rusdi Kirana yang baru saja meneken kontrak pembelian 234 pesawat Airbus senilai US$ 24 miliar yang disaksikan langsung Presiden Prancis ternyata dahulu hanya seorang sales.

Merintis karirnya sebagai salesman mesin tik bermerek 'brother', Rusdi Kirana hanya berpenghasilan US$ 10 atau Rp 95.000 per bulannya.

Sebelum membeli ratusan Airbus, Rusdi memulai membuat berita menggemparkan dengan membeli Boeing di depan Presiden AS Barrack Obama senilai US$ 21 miliar. Jika melihat harga fantastis kedua kontrak pembelian ini, maka seorang Rusdi Kirana mampu membailout negara yang tengah krisis Cyprus.

Meskipun menerima sambutan yang ramah di Prancis bahkan setara dengan sambutan seorang kepala negara, sang milyuner ini cukup pemalu rupanya. Dan ia lebih menyukai negara asalnya yakni Indonesia ketimbang berada di Paris, Prancis.

"Saya senang berada di sini tapi saya lebih tertarik di perumahan saya membangun untuk staf saya dan keluarga mereka," kata Rusdi Kirana kepada Reuters setelah meneken kontrak dengan Airbus yang dikutip detikFinance, Selasa (19/3/2013).

Pria berusia 49 tahun yang mencatatkan sejarah dengan rekor fantastis pembelian pesawat dari dua pabrikan raksasa ini tetap saja berbicara kesederhanaan. Gaya hidup sederhana dan pendidikan tetap menjadi fokus Rusdi. Bahkan ia tetap berupaya menerbangkan seluruh penumpangnya dengan kelas ekonomi.

Ia bersama dengan saudara kandungnya Kusnan Kirana telah mengembangkan Lion Air sejak 12 tahun lalu. Rusdi sempat menyesalkan ketika maskapai penerbangan Indonesia di-black list tak bisa terbang ke Eropa. Rusdi mengatakan ini tidak fair.

"Ini tidak ada bedanya ketika saya membeli pesawat Airbus. Saya harap kedepannya akan lebih baik," jelas Rusdi.

Dengan tagline 'We Make People Fly', Rusdi memang cukup memperhatikan penuh nasib para karyawannya. Ia memberikan akomodasi penuh kepada para pegawainya yang mencapai 3.000 orang dan akan memberikan 1.000 rumah sederhana di dekat Airport di Jakarta.

Rumah yang nantinya menampung 10.000 orang termasuk keluarga karyawannya tersebut kini pengerjaannya sudah 90%.

Rusdi sendiri memiliki rumah di Indonesia, Singapura dan Malaysia. Rusdi telah memulai Lion Air ini sejak Juni tahun 2000. 

Saat ini, Lion Air mengoperasikan lebih dari 100 pesawat. Di usia ke-12, mereka menguasai rute domestik. Tahun lalu, maskapai berlambang Singa merah ini mengangkut sekitar 32 juta penumpang.

Penandatanganan kontrak pemesanan 234 pesawat Lion Air ke Airbus dilakukan di Istana Kepresidenan Prancis Champ Elysee, Paris, Senin (18/3/2013). Pesawat yang terdiri dari yang terdiri dari 109 unit A320 neo, 65 unit A321 neo dan 60 unit A320 ceo itu masih diselesaikan pihak Airbus dan dijadwalkan dikirim ke Indonesia secara bertahap mulai Juli 2014

Sumber : Detik.com

Gejala Perusahaan akan Bangkrut !!!!! [hot]



Seseorang yang bekerja di suatu perusahaan tentu menggantungkan kehidupannya di perusahaan itu, gaji, tunjangan, asuransi adalah sumber penghidupan bagi si pekerja dan keluarganya. bagaimana jika perusahaan tempat si pekerja itu tiba tiba bangkrut, bagaimana nasib keluarga para pekerja tersebut. terkadang pekerja kurang peka dengan keadaan perusahaan mereka. dari luar terlihat tidak ada yang terjadi, lancar, direksi tetap datang dengan mobil mewahnya, operasional berjalan seperti biasanya tapi tiba tiba saat periode gajiaan perusahaan tidak sanggup membayar, tiba tiba ada PHK masal. Hal hal tersebut sudah seringkali terjadi di sekitar kita, bahkan perusahaan raksasa seperti PT Dirgantara Indonesia pun menghadapi kejadian yang sama di era 1998 dulu, ratusan bahkan ribuan orang dirumahkan, ada yang dipecat, dan tanpa kejelasan pesangon yang ada. Sebuah Perusahaan dapat diasumsikan seperti manusia, yang memiliki jiwa dan raga. Dimana ada raga yang kuat, disitulah terdapat jiwa yang sehat. Perusahaan pun sama, dimana ada manajemen yang kuat disitulah ada perusahaan yang sehat. beberapa hal yang dapat mengidentifikasi awal kebangkrutan perusahaan antara lain : 
  • Pertumbuhan negatif 
Pertumbuhan negatif, alias stuck, alias jalan ditempat adalah salah satu gejala tidak berkembangnya perusahaan. perusahaan yang  normal adalah perusahaan yang mampu berkembang dan memperluas skala perusahaannya, baik jumlah produk, jumlah pabrik, atau merambah ke berbagai sektor lain. Saat perusahaan jalan ditempat alias tidak ada perkembangan, tidak ada kemajuan dapat diidentifikasikan sebagai gejala awal sakitnya perusahaan.
  •  Kesulitan keuangan (Finance Failure)
Kesulitan keuangan dapat terlihat dari beberapa hal yang secara awam dapat terlihat
    • Rasio Hutang yang tidak terbayar tinggi ; Hutang yang tidak terbayar bisa merupakan indikasi finance failure, dimana tidak tersedianya uang untuk melunasi kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga atau supplier. hal ini akan merambat pada kehilangan kepercayaan supplier sehingga supply bahan baku atau barang dagang  tersendat dan pasti berubah menjadi bola salju masalah yang semakin membesar di dalam perusahaan
    • Gaji karyawan tersendat atau tidak lancar ; keterlambatan membayar gaji karyawan merupakan identifikasi finance failure perusahaan. hal ini akan merambat pada hilangnya semangat kerja karyawan, turnover karyawan atau bahkan eksodus karyawan besar besaran yang sangat mengganggu operasional perusahaan.
  • Pangsa pasar yang tidak berkembang bahkan menciut secara drastis
Pangsa pasar atau jumlah pelanggan yang cenderung itu itu saja, tidak meningkat dan cenderung menurun membuat perusahaan bergantung pada costumer tersebut, paling parah lagi cashflow  perusahaan tergantung pada para costumer. dimana perusahaan tidak memiliki aliran cash flow cadangan selain bergantung dari penjualan pada customer.
  •  Kehilangan kepercayaan karyawan, Supplier, dan rekanan
Berbagai hal yang terjadi diatas membuat perusahaan kehilangan kepercayaan, budaya yang dibangun bertahun tahun hancur tak berbekas, karyawan tidak temotivasi, alur supply barang atau bahan baku tersendat, kepercayaan dari investor hilang, adalah gejala sakitnya perusahaan yang semakin mengerucut ke arah kebangkrutan perusahaan
  • Tuntutan pailit dari pihak ke tiga
Tuntutan pailit dari pihak ke tiga baik supplier, atau customer (bayar dimuka), atau investor adalah langkah akhir bangkrutnya suatu perusahaan. tuntutan pailit melalui pengadilan tata usaha, dan apabila hal tersebut dilakukan dan dikabulkan maka perusahaan tersebut akan ditutup, diberhentikan operasionalnya, dan disita assetnya oleh kurator. (contoh batavia air) Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Kepailitan Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menyatakan sebagai berikut: “kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam undang-undang ini”
Sebenarnya masih banyak sekali metode analisis menggunakan berbagai pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi kebangkrutan suatu perusahaan. penulis hanya berusaha melakukan analisis yang lebih mudah dibaca dan dimengerti sesuai dengan pengalaman yang penulis miliki.



Strategi Perencanaan Pajak Penghasilan (PPh) Badan Pada Akhir Tahun

Tidak lama lagi 2012 akan berakhir. Perusahaan (badan) yang menggunakan tahun buku yang sama dengan tahun kalender oleh ketentuan perpajakan wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan paling lambat 30 April 2013.
Untuk itu, perusahaan perlu melakukan estimasi jumlah PPh Badan Terutang untuk tahun pajak 2012, yaitu melakukan penghitungan pajak berdasarkan data pembukuan yang aktual sampai dengan 30 November 2012 ditambah dengan proyeksi laba/rugi sampai dengan 31 Desember 2012.
Dengan melakukan identifikasi koreksi fiskal positif dan negatif atas pos-pos laba/rugi yang tercantum proyeksi tersebut dan memperhitungkan kompensasi kerugian (jika ada), akan dapat diperoleh angka PPh Badan Terutang tahun pajak 2012. Kemudian setelah dikurangi dengan Kredit Pajak (PPh pasal 22, 23, 24, dan 25), maka akan dapat diketahui apakah perusahaan berada pada posisi Kurang Bayar atau Lebih Bayar atas PPh Badan.
 Perencanaan PPh Badan Akhir Tahun Strategi perencanaan PPh Badan akhir tahun hanya relevan untuk perusahaan yang penghasilannya dikenakan dengan tarif umum, bukan yang terkena PPh Final seperti perusahaan real estate, perusahaan properti dan perusahaan jasa konstruksi yang PPhnya dikenakan dari penghasilan bruto dengan tarif khusus.
 Membuat estimasi jumlah PPh Badan Terutang serta mengetahui posisi Kurang/Lebih bayar adalah merupakan langkah pertama dalam perencanaan pajak akhir tahun. Semakin dekat dengan akhir tahun maka semakin akurat estimasi dapat dibuat. Namun di sisi lain waktu untuk mengimplementasikan strategi perencanaan pajak akhir tahun akan semakin sempit. Oleh karena itu idealnya perencanaan pajak akhir tahun dilakukan setidaknya sejak tiga bulan sebelum tutup buku akhir Desember. Hasil estimasi akan menentukan strategi berikutnya.
 Dalam hal estimasi berdasarkan proyeksi menunjukkan posisi PPh Badan Kurang Bayar dalam jumlah cukup besar dan dipandang akan menguras kas perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan langkah-langkah antara lain sebagai berikut:
 1. Menunda transaksi yang akan menghasilkan laba ke 2013. Penundaan transaksi perusahaan yang akan menghasilkan laba di Desember 2012 ke 2013 dimaksudkan untuk mencegah pertambahan jumlah penghasilan kena pajak 2012 yang dengan sendirinya akan menambah jumlah PPh Badan Terutang.
 Contoh: * Menunda realisasi penjualan aktiva tetap yang menghasilkan laba ke awal 2013 dimana sebelumnya di rencanakan akan dilakukan di Desember 2012. * Menunda realisasi penerimaan piutang atau pembayaran utang yang menimbulkan keuntungan selisih kurs di Desember 2012 ke awal 2013. Secara konvensional, penggeseran laba perusahaan ke tahun 2013 juga dapat dilakukan dengan melakukan penundaan atau pergeseran pengakuan penjualan akhir 2012 ke awal 2013. Namun ini cocok dilakukan apabila ketentuan perpajakan memperkenankan perusahaan menganut stelsel kas murni (pure cash basis), sehingga perusahaan dapat menunda pengakuan penjualan hingga pada saat menerima pembayaran dari pelanggan pada awal 2013 meskipun penyerahan barang/jasa dilakukan di Desember 2012. Sayangnya, ketentuan perpajakan Indonesia menganut stelsel kas campuran (modified cash basis), di mana penjualan dalam suatu periode harus meliputi seluruh penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan, sehingga langkah ini tidak dapat dilakukan.
 2. Mempercepat pengakuan biaya/rugi pada akhir 2012. Dengan melakukan percepatan pengakuan biaya/rugi pada akhir 2012, maka penghasilan kena pajak akan berkurang dan dengan sendirinya akan mengurangi jumlah PPh Badan Terutang.
Contoh: * Menjual aktiva tetap perusahaan yang tidak produktif dan nilai bukunya jauh diatas harga pasar pada Desember 2012 sehingga menimbulkan kerugian yang segera dapat diakui. * Mempercepat biaya iklan dan promosi pada Desember 2012 yang sedianya merupakan budget awal 2013. * Membayar bonus 2012 kepada Direksi dan karyawan pada Desember 2012 yang sedianya dibayarkan pada 2013. * Mempercepat realisasi pelunasan utang dalam valuta asing yang menimbulkan kerugian selisih kurs pada Desember 2012. * Mempercepat realisasi atas rencana pembelian aktiva tetap baru di Desember 2012 yang sedianya dilakukan pada awal 2013. Dalam hal ini, perusahaan dapat mengakui biaya penyusutan untuk Desember 2012 meskipun aktiva tetap tersebut baru digunakan mulai Januari 2013. * Merealisasi program training karyawan (local & overseas training) pada Desember 2012 yang sedianya dilaksanakan pada awal 2013. * Melakukan repair and maintenance aktiva tetap produktif perusahaan di Desember 2012 yang sedianya akan dilakukan pada awal 2013.
 Langkah-langkah yang dikemukakan di atas hanya merupakan beberapa contoh yang tentu saja perlu disesuaikan dengan kegiatan masing-masing perusahaan. Selanjutnya dalam hal estimasi menunjukkan PPh Badan Lebih Bayar, dan dengan alasan tertentu perusahaan bermaksud menghindari pemeriksaan, maka strateginya adalah kebalikan dari langkah-langkah di atas. Sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku di Indonesia, PPh Badan Lebih Bayar akan dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum diberikan pengembalian kelebihan tersebut ke perusahaan.
 Dari perspektif perusahaan sebagai Wajib Pajak, kecuali dalam keadaan terpaksa, perusahaan pada umumnya menghindari PPh Badan Lebih Bayar yang akan mengundang pemeriksaan yang cukup menyita waktu, tenaga dan biaya. Perencanaan PPh Badan akhir tahun yang menghasilkan pajak terutang lebih kecil di 2012 juga menguntungkan dari sisi time value of money karena terdapat penundaan pembayaran pajak secara riil. 
sumber : http://economy.okezone.com/read/2012/12/05/317/727780/strategi-perencanaan-pajak-penghasilan-pph-badan-pada-akhir-tahun

Analisis Situasi dan Strategi Perusahaan

Perumusan strategi seringkali ditujukan sebagai perencanaan strategis atau jangka panjang. Analisis situasi adalah awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal. Untuk menganalisis situasi, digunakan cara yang sistematis, yaitu analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats, dari suatu perusahaan, yang semuanya merupakan faktor-faktor strategis. Jadi, analisisSWOT harus mengidentifikasikan kompetensi langka (distinctive competence) perusahaan, yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan.
Penggunaan kompetensi langka perusahaan secara tepat (kapabilitas inti) akan memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Satu cara untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah perusahaan adalah mengkombinasikan faktor strategis eksternal (External Factor Strategic/ EFAS) dengan faktor strategis internal (Internal Factor Strategic/IFAS) ke dalam sebuah ringkasan analisis faktor-faktor strategi. Setelah analisis situasi dan sebelum mempertimbangkan strategi alternatif, manajemen harus sesaat melakukan tinjauan misi dan tujuan peruahaan saat ini atau yang telah ditetapkan. Apabila tidak tepat, tidak lagi sesuai dengan situasinya, maka manajemen harus mengubahnya saat itu juga. Strategi perusahaan menentukan : Orientasi perusahaan terhadap pertumbuhandan Industri atau pasar yang akan dimasuki. Untuk perusahaan multibisnis yang beroperasi di lebih dari satu industri atau pasar, strategi perusahaan meliputi keputusan-keputusan mengenai aliran keuangan dan sumber daya dari dan ke unit bisnis mereka. Keputusan-keputusan ini sangat mendasar terhadap masa depan perusahaan dan biasanya melibatkan manajemen puncak dan dewan direksi. Strategi perusahaan dapat menyediakan strategic platform, atau kapabilitas organisasi untuk mengatasi bisnis di dalam lingkungan yang beragam dengan sekumpulan kemampuan strategis. Semua perusahaan, mulai dari perusahaan terkecil yang hanya memproduksi satu jenis produk dalam satu industri saja, sampai konglomerat terbesar yang memproduksi berbagai produk dalam satu industri, pada satu waktu harus memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam strategi perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan strategi perusahaan adalah : Haruskah kita melakukan ekspansi, pemotongan, atau tidak mengubah operasi kita? Haruskah kita memusatkan kegiatan hanya dalam industri yang sekarang, atau berekspansi ke industri lain? Apabila ingin tumbuh dan berkembang, haruskah kita melakaukannya melalui pengembangan internal atau akuisisi eksternal, merger, atau usaha patungan? Strategi perusahaan mewujudkan tiga orientasi umum (grand strategies)yaitu :pertumbuhan, stabilitas dan pengurangan. Strategi Pertumbuhan Strategi pertumbuhan adalah strategi yang dirancang untuk mencapai pertumbuhan dalam penjualan, aktiva, laba atau kombinasi dari semuanya. Pertumbuhan yang berkelanjutan artinya penjualan yang meningkat, dan dengan pengalamannya akan dapat melakukan efisiensi dan akhirnya meningkatkan laba. Alasan penggunaan strategi pertumbuhan : Perusahaan yang sedang tumbuh dapat menutupi kesalahan dan ketidak efisienan dengan mudah dibandingkan perusahaan yang stabil. Perusahaan yang sedang berkembang menawarkan banyak peluang bagi kemajuan, promosi, dan pekerjaan-pekerjaan menarik. Ada 2 (dua) strategi dasar pertumbuhan yaitu : konsentrasi pada satu industri dan diversifikasi pada industri lain. Apabila perusahaan memilih strategi konsentrasi, maka perusahaan dapat berkembang melalui integrasi vertikal dan horizontal. Integrasi vertikal, yaitu mengambil alih fungsi yang semula dilakukan oleh pemasok (integrasi ke belakang/ backward integration) atau oleh distributor (integrasi ke depan/forward integration). Strategi ini menarik untuk perusahaan yang kuat dalam posisi bersaingnya. Integrasi horizontal, yaitu dengan cara memperluas kegiatan-kegiatan perusahaan ke dalam lokasi geografis yang berbeda dan atau menambah rentang produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar.
Apabila perusahaan memilih strategi diversifikasi, maka perusahaan dapat berkembang melalui diversifikasi konsentris dan diversifikasi konglomerat. Diversifikasi konsentris, strategi ini dilakukan apabila perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat tetapi daya tarik industri rendah, sehingga perusahaan dapat melakukan diversifikasi pada industri yang berkaitan. Diversifikasi konglomerat, ini merupakan strategi perusahaan yang cocok apabila posisi kompetitif perusahaan rata-rata dan daya tarik industrinya rendah, sehingga perusahaan melakukan diversifikasi keluar dari sebuah industri dan mauk kedalam industri yang tidak berkaitan. Strategi Stabilitas Strategi ini cocok untuk perusahaan yang berada pada industri dengan daya tarik yang sedang-sedang saja, artinya industri tersebut menghadapi pertumbuhan yang biasa-biasa saja atau bahkan tidak ada pertumbuhan dan kekuatan-kekuatan utama dalam lingkungan tersebut berubah dan masa depannya tidak pasti. Strategi stabilitas pertama yang dapat dilakukan adalah : berhenti sejenak atau berlanjut dengan waspada, artinya strategi untuk sementara waktu perusahaan melakukan konsolidasi sumber dayanya untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti. Strategi stabilitas yang kedua, yaitu strategi tidak berubah atau stabilitas laba, hal ini karena perusahaan pada posisi di industri yang dengan daya tarik sedang-sedang saja dan perusahaan hanya memiliki posisi kompetitif rata-rata. Strategi Pengurangan Strategi pengurangan atau retrenchmentdapat dilakukan perusahaan apabila memiliki posisi kompetisi yang lemah tanpa memandang daya tarik industrinya. Posisi kompetisi yang lemah biasanya mengkibatkan kinerja yang buruk, penjualan menurun dan laba berubh menjadi kerugian. Strategi pengurangan meliputi : Strategi Berputar, jual habis, kebangkrutan atau likuidasi. Strategi berputar, adalah strategi yang menekankan peningkatan efisiensi operasional. Dua fase strategi ini adalah kontraksi dan konsolidasi. Kontraksi adalah upaya awal untuk “ menghentikan pendarahan “ dengan cepat, dengan penurunan keseluruhan terhadap ukuran dan biaya. Konsolidasi adalah pelaksanaan sebuah program untuk menstabilkan perusahaan yang lebih ramping. Strategi Jual Habis, strategi ini dilakukan karena posisi kompetitif perusahaan yang lemah pada industri dengan daya tarik yang sedang atau malah mungkin menurun.
Strategi ini dilakukan karena untuk melakukan strategi berputar sudah tidak mampu. Kebangkrutan, meliputi penyerahan manajemen perusahaan kepada pengadilan sebagai ganti penyelesaian kewajiban-kewajiban (hutang) perusahaan. Manajemen perusahaan berharap bahwa setelah pengadilan memutuskan tuntutan, perusahaan akan lebih kuat dan lebih mampu untuk bersaing dalam industri yang menarik dengan baik. Likuidasi, adalah strategi untuk mengakhiri perusahaan. Strategi ini dilakukan karena industri sudah tidak menarik lagi dan perusahaan juga terlalu lemah untuk dijual, manajemen dapat memilih untuk mengubah sebanyak mungkin kekayaan yang dapat dijual kedalam bentuk kas, yang kemudian dibagikan kepada pada pemegang saham, setelah membayar hutang-hutangnya. Manfaat likuidasi dibandingkan dengan kebangkrutan, adalah bahwa dewan komisaris sebagai perwalian pemegang saham, dan manajemen puncak, melakukan pengambilan keputusan sendiri daripada menyerahkan kepada pengadilan, yang mungkin akan mengabaikan pemegang saham sama sekali.

 sumber : http://dihin.blog.esaunggul.ac.id/2012/03/24/perumusan-strategi-analisis-situasi-dan-strategi-perusahaan/

Harga Promosi VS Promosi Harga

HARGA promosi adalah sebuah harga khusus yang ditawarkan biasanya dan pada umumnya pada waktu memperkenalkan produk baru, sedangkan promosi harga adalah menjadikan harga sebagai alat, medium atau strategi dan tidak jarang diiklankan secara gencar.

Mirip akan tetapi tidak sama. Dalam harga promosi penekanan adalah pada promosi produk, namun dalam promosi harga penekanan adalah pada harga. Harga tidak menjadi pendorong utama bagi seseorang untuk membeli; mutu produk dan layanan tetap menjadi pertimbangan utama bagi pembeli yang smart. Namun, praktik harga promosi dalam promosi harga tidak bisa dihindarkan khususnya dan apalagi pada consumer products dengan jumlah pesaing yang banyak.

Harga seakan menjadi senjata yang paling ampuh, paling utama karena paling mudah. Namun jika tidak hati-hati, tanpa terasa Anda masuk ke dalam lingkaran price war dan ketika sudah masuk dalam lingkaran, sulit keluar sementara keuntungan semakin tipis dan akhirnya terjebak dan terjeblos dalam pusaran dan lubang yang dalam. The more you sell; the more you lose!

Oleh karena itulah, dalam bermain promosi harga harus benar-benar hati-hati, jangan emosional,melainkan berpikir panjang dengan memperhitungkan risiko yang bisa berkepanjangan. Harga promosi harus betulbetul diartikan dan ditangkap oleh konsumen,pengguna atau pemakai sebagai kesempatan yang langka dan hanya seketika tidak untuk berulangulang, sehingga mereka mau memakai kesempatan membeli dengan harga promosi yang ditawarkan.

Membangun merek jauh lebih penting dan itu membutuhkan aktivitas jangka panjang, tentu saja dana diperoleh dari harga yang memberikan keuntungan yang memadai, jika dana itu telah tersedot dipergunakan untuk potongan harga,maka tidak ada lagi dana yang tersisa.Namun,dalam hal tertentu terutama yang terkait dengan pertahanan karena serangan pesaing maka tentunya tindakan penyelamatan menjadi opsi tanpa pilihan.

Ada pertimbangan utama yang mendasari keputusan untuk melakukan promosi harga dengan harga promosi: a. Meningkatkan penjualan b. Meningkatkan pangsa pasar c. Membendung gempuran pesaing. Apa-apa saja yang promosi harga dengan harga promosi biasa dilakukan?

Robert J Dolan dan Hermann Simon, penulis buku Power Pricing How Managing Price Transforms the Bottom Line (Free Press), mengemukakan pendapat mereka yang perlu kita simak.

Promosi harga harus merupakan bagian dari proses pemasaran yang terintegrasi,jadi jangan jalan sendiri. Biasanya dilakukan pada waktu melakukan: a. Meluncurkan atau memperkenalkan produk baru, b.Mengambil alih pangsa pasar mungkin tidak seluruh pasar namun dalam wilayah tertentu ketika terbuka peluang; misalnya kekosongan suplai berkepanjangan produk pesaing, c. Sebaliknya; melindungi pangsa pasar dari serbuan pesaing yang agresif, d. Memasuki sektor atau segmen pasar tertentu, e. Menjajal niche-market, f. Mempertahankan pangsa pasar di pasar yang sudah jenuh Bentuk promosi harga bisa salah satu atau gabungan dari strategi dan tindakan ini: a. Potongan harga langsung; paling cepat dapat dilakukan; segera.

Namun, paling mudah diikuti oleh pesaing yang berani memberikan potongan harga lebih besar. Oleh karena itu, harus berpatokan bahwa tidak mudah pesaing menyaingi tawaran potongan harga yang kita tawarkan b.Potongan harga untuk pembelian berikut. Biasanya pembeli malas menunggu untuk pembelian berikut apalagi tempat tinggal jauh. Oleh karena itu, strategi ini cukup efektif diterapkan di toko-toko atau gerai-gerai yang sering dikunjungi dan berada di kompleks perumahan, di mana penghuni menjadi pelanggan, c. Potongan harga dalam bentuk cash-back.

Efektif untuk produk-produk bernilai mahal, sehingga pembeli merasakan cukup berharga dengan cash-back yang diterima, misal pembelian Alat-alat rumah tangga seperti kulkas atau AC. d.Potongan harga untuk membeli kuantitas yang lebih banyak; misal beli satu 10 persen, jika beli dua langsung 20 persen.

Sebaiknya diterapkan pada produk dengan ukuran yang sama, sehingga pembeli mudah melakukan perhitungan. Tidak dibuat rumit. e.Potongan harga untuk pembelian lebih dari satu macam produk dengan merek yang sama, walaupun agak rumit, namun untuk produk tertentu menolong untuk meningkatkan penjualan. Contoh orang membeli setelan jas, mendapat potongan harga jika membeli baju. f. Potongan harga dengan bekerja sama dengan organisasi yang mempunyai jumlah anggota yang besar atau banyak, atau kerja sama dengan penerbit kartu kredit.

Ada beberapa keuntungan bagi kedua belah pihak yang bekerja sama. Bagi anggota organisasi atau pemegang kartu kredit merupakan fasilitas, namun bagi penjual produk atau jasa layanan merupakan promosi dan peluang untuk menjual lebih banyak kepada target atau calon konsumen, pemakai atau pengguna.

Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa jika anda dapat memainkan strategi promosi harga dengan baik anda akan memperoleh manfaat salah satu atau dari ketiga alasan utama atau dasar pemikiran di atas,akan tetapi jika Anda salah-salah membuat strategi, selain anda tidak memperoleh yang menjadi dasar pertimbangan tersebut, Anda malah terjebak masuk ke dalam pusaran dan lubang yang dalam dan sulit keluar. Semoga Anda cukup arif memainkan peran anda dalam bersaing melalui promosi harga dengan harga promosi. Sukses!

DR ELIEZER H HARDJO PHD, CM
Anggota Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) &
Institute of Certified Professional Managers (ICPM)

WRP in Social Media MARKETING


Di jejaring media sosial, baik Facebook maupun Twitter, salah satu merek yang kerap menjadi trending topic adalah WRP. Sure you can do, and healthy diet. Kaum Hawa, mulai ibu-ibu sampai remaja kencur, tak habis-habisnya membicarakan produk makanan diet khusus ini. Tengok saja jumlah pengikut (follower) WRP di Twitter (WRPdiet) yang mencapai sekitar 50 ribu orang. WRPdiet tak pernah berhenti membalas tweet para follower-nya. Sebanyak 5 ribu orang telah menjadi teman WRP di Facebook.
“Kak WRP Diet, hari ini aku makan sate, waduh gagal deh dietku, tapi besok janji deh diet lagi,” sang follower me-retweet. “Dinner steak? Yuk gantikan french fries dengan baked potato/sayuran/salad. French fries porsi kecil 271 kalori, sedangkan baked potato 16,” “Ladies, yuk sarapan. Melewatkan sarapan tidak hanya mendorong makan berlebih di siang hari tapi juga bisa mengganggu siklus menstruasimu,” kata WRPdiet melalui statusnya.
Siapa yang tak ingin tampil cantik, langsing pula? Yeah, itulah dambaan tiap perempuan. Kebutuhan inilah yang ditangkap WRP di setiap kampanye iklannya. Lihat saja iklan paling anyar yang lagi gencar menghiasi layar kaca: WRP Diet to Go. Dengan jingle WRP, Live the Dream, beberapa perempuan muda – dengan wajah cantik dan postur ideal, tentunya – terlihat menikmati hidupnya yang dinamis dan penuh warna.
Menurut Manajer Merek WRP, Elisa Halim, selama ini WRP memang lebih memilih melakukan aktivitas pemasaran above the line (ATL) lewat media televisi dan media nonperiodik seperti billboard. Tahun ini, tambahnya, WRP tak beriklan di radio dan media cetak. Alasannya, selain memaksimalkan spending, produk WRP dirasa lebih mengena jika ditayangkan melalui media audio visual seperti TV. Sementara billboard agar konsumen semakin aware terhadap merek WRP. Diakuinya, iklan di TV memberikan pengaruh besar, khususnya dalam promosi, reach out customer dan membangun merek.
Era digital dimanfatkan WRP dengan memberikan porsi yang besar bagi branding WRP di jejaring media sosial. Tengok saja halaman Twitter WRP. Tak henti-hentinya para follower me-retweet status WRP. Twitter digunakan bukan hanya sebagai alat promosi dan memperkenalkan produk, tetapi juga sebagai media sosialisasi yang mampu mendekatkan masyarakat dengan merek. WRP selalu berbagi tip dan informasi seputar diet dan kesehatan setiap waktu. Dari situlah, WRP menjaring pengikut yang lama-kelamaan jatuh cinta dan menjadi konsumen tetap WRP.
Demikian pula dengan aktivitas below the line (BTL) dan aktivasi merek. WRP tak banyak melakukan acara khusus untuk menarik perhatian khalayak ramai seperti kumpul komunitas atau sejenisnya. WRP lebih banyak bekerja sama dalam acara diskusi dengan ahli nutrisi, kesehatan dan kecantikan. WRP juga bekerja sama dengan bidang akademis riset ilmiah, misalnya tentang diet dan pola hidup sehat. Tahun lalu, WRP rajin menyelenggarakan WRP Lounge di pusat perbelanjaan. Akhir 2010, WRP menyelenggarakan WRP Challenge yang berlangsung selama 2-3 bulan di Jakarta dan Surabaya, melibatkan wanita yang sukses melakukan transformasi bentuk tubuh dengan mengonsumsi WRP. “Pemenang WRP Challenge diharapkan mampu memberikan pengaruh besar ke komunitas atau lingkungannya untuk merekomendasikan dan mengonsumsi WRP. Bukan itu saja, WRP memilih pemenang sebagai maskot atau semacam duta merek untuk WRP,” papar Elisa.
Berbagai promosi, baik di media konvensional maupun media sosial, membuat produk keluaran PT Nutrifood Indonesia ini unggul dalam survei Word of Mouth Marketing (WOMM) yang dilakukan SWA bekerja sama dengan Octovate Consulting Group. Dalam aspek Talking, WRP mencatat angka 10,1; Promoting (10,4); Selling (11,0); WOM (30,3) ; SN (8,4); WOMM Index (255,6) dan Brand Share 78%. Angka-angka yang diperoleh WRP ini jauh meninggalkan Entrasol yang hanya membukukan Brand Share 18% dan WOMM Index 163,1.
Dengan kampanye iklan yang selalu mengusung tema “Solusi Efektif Diet Sehat”, WRP yang sudah hadir 25 tahun di pasar Indonesia memang layak menjadi primadona. Menurut Elisa, WRP ingin menegaskan bahwa tak perlu habis-habisan berperang melawan berat badan sampai mengonsumsi obat bahkan memilih tidak makan. “Solusi efektif diet sehat, itu yang ingin diusung WRP karena visi kami memang ingin membantu wanita tampil cantik dengan cara sehat,” ungkapnya. Menurutnya, WRP dirancang untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan, bentuk tubuh, mempercantik kulit, dan mampu membantu diet bagi ibu menyusui.
Dari segi varian, WRP memperhatikan pula kebutuhan masing-masing konsumen yang berbeda. Untuk program penurunan berat badan, antara lain ada WRP 6 Day, WRP Nutritious Drink, WRP New Mom, WRP Cookies. Untuk program pembentukan badan, ada WRP Body Shape. Untuk menjaga kelangsingan tubuh, ada WRP Stay Slim. Total hingga saat ini sudah ada 10 varian WRP yang ditawarkan. Selain bisa diperoleh di pasar modern, WRP kini mencoba saluran baru dalam distribusi pemasarannya dengan hadir di tempat-tempat kebugaran.
Keberhasilan WRP sebagai produk yang direkomendasikan, menurut Elisa, tak terlepas dari peran pelanggan setia. Ada beberapa pelanggan WRP yang telah berpuluh tahun mengonsumsi WRP dan menjalankan program yang dianjurkan sehingga memiliki postur tubuh ideal. Lalu pelanggan itu menyarankan ke keluarganya, teman arisan, hingga teman kerja untuk mengonsumsi WRP. Bahkan, pelanggan tersebut menjadi “agen” yang menjual WRP ke komunitasnya. Singkatnya, memberikan saran sambil jualan. “Ada lho fenomena itu. Kami juga kaget. Tapi di situlah kami terbantu. Mulut pelanggan benar-benar sangat membantu kami dalam membangun citra,” katanya.
Tak berhenti di situ saja. WRP pun menurunkan Brand Advisor (BA) di gerai WRP di beberapa pusat perbelanjaan. BA adalah suatu bentuk customer care dari WRP untuk reach out ke konsumen. Sebab, produk WRP banyak, sehingga belum tentu semua orang tahu. Kini sudah ada 18 BA yang bisa menjawab dan memberikan informasi seputar produk dan diet sehat. BA hanya bisa ditemui setiap akhir pekan, ketika trafik pengunjung pusat perbelanjaan meningkat.
Belum cukup, baru-baru ini WRP juga mendirikan WRP Diet Center. Kini sudah ada empat gerai WRP Diet Center: Grand Indonesia, Mal Taman Anggrek, Mal Kelapa Gading dan Pacific Place. Di sini, pengunjung atau pelanggan bisa lebih intens mengetahui seluk-beluk pola diet yang benar karena dibantu oleh ahli dan psikolog. Di sini pula dijual produk WRP. Nah, dari channel-channel inilah WRP membangun merek dan mendekatkan diri ke pelanggan setia dan barunya.
Bagi Elisa, baik ATL ataupun BTL sama-sama memberikan kontribusi besar terhadap WOM. Setiap aktivitas memiliki karakter dan fungsinya masing-masing. Kalau lewat ATL, komunikasi hanya satu arah, penonton atau audiens hanya melihat dan mendengar. Namun jika BTL, sifatnya lebih personal dan lebih banyak menyampaikan informasi. ATL saling bersinergi dengan BTL. “Semuanya sama-sama memberikan kontribusi besar. Tapi, kami tak punya data berapa persentasenya,” tukas Elisa.
Untuk meningkatkan jejaring sosial, WRP lebih banyak mendengar keinginan dan keluhan konsumen. Saat ini, konsumen WRP berusia di kisaran 20-40 tahun. Tak mengenal profesi, tak mengenal tua muda. Maka, WRP tak pernah mengklasifikasikan siapa saja pelanggannya. Yang ingin tampil cantik ideal adalah segmen yang dibidik WRP. Ideal menurut WRP adalah dari segi kesehatan.
WRP menyediakan banyak media bagi konsumen buat mendapatkan informasi seputar diet yang benar ala WRP. Bisa membaca melalui situs web ataupun kontak customer care. Dari dua media tersebut, tim WRP memberikan penjelasan detail seputar diet ala WRP. Sayang, Elisa enggan menjawab seputar penjualan WRP di Indonesia. Namun lanjutnya, WRP menjadi primadona di kota-kota besar. “Ke depan, kami ingin mengukuhkan sebagai produk yang mengusung ‘Solusi Efektif Diet Sehat’,” Elisa menandaskan.
Akan tetapi, di mata pengamat manajemen Dr. Budi Soetjipto, kalau hanya mengandalkan solusi efektif untuk diet, semua merek juga mengusung slogan yang hampir sama. Selama ini, tambah dia, kehebatan WRP karena konsep beriklan yang sangat baik dan tepat sasaran, sehingga audiensnya berhasil tersugesti. Untuk jangka panjang, WRP harus bisa menciptakan strategi yang jelas. Mulai dari positioning produk hingga pasar ceruk (niche market) karena banyak produk sejenis yang sama bagus dan kuatnya. Maka, aktivitas BTL WRP mesti digarap lebih detail dan cermat lagi: siapa saja segmennya, berapa usianya, segmen atas atau menengah. Kalau produk kecantikan lebih banyak menyelenggarakan kontes kecantikan, WRP juga harus lebih cerdas membuat aktivitas yang lebih mengena. “Kalau toh bekerja sama dengan klub kebugaran, harus pula dilihat klub kebugaran semacam apa. Segmen menengah atau atas,” ungkap Budi.

Bussines Review : Merajut Kembali Masa Depan Pfizer

Dia ditugaskan melejitkan kembali Pfizer Indonesia setelah sempat mengalami masa sulit di awal 2007. Apa strateginya menuntaskan tugas tersebut?

Apa yang bakal Anda lakukan jika tiba-tiba ditugaskan memimpin sebuah perusahaan besar yang sedang tidak performed? Langkah penting apa yang akan diambil sebagai CEO baru?

Bila belum juga menemukan jawabannya, tampaknya tak salah untuk mengenal kiprah Luthfi Mardiansyah dalam memimpin PT Pfizer Indonesia (PI). Dia juga mengalami masalah serupa ketika pertama kali ditugaskan sebagai CEO di perusahaan farmasi multinasional itu tahun 2007. Namun, kini, setelah berjalan tiga tahun, perusahaan yang ditanganinya itu mampu tampil kinclong dan terus sukses menjadi perusahaan farmasi asing terbesar di Indonesia.

Kisah kepemimpinan Luthfi di PI memang menarik dan kaya akan pembelajaran, khususnya tentang bagaimana membenahi perusahaan yang tengah dirundung demotivasi. Kiprahnya di PI dimulai pada Februari 2007 ketika ditugaskan pulang ke Indonesia setelah enam tahun di Cina. Sebelumnya, di Cina, dia menjadi eksekutif Capsugel China, anak usaha Pfizer Group yang memproduksi berbagai jenis kapsul. Di Negeri Tirai Bambu kinerja Capsugel yang dipimpinnya juga sangat baik sehingga manajemen Pfizer kemudian memanggil pulang ke Indonesia karena ada tantangan besar yang harus dibenahi.

Ketika pertama kali bergabung dengan PI, Luthfi tidak langsung menjabat CEO, tetapi menjadi Direktur Penjualan dulu selama beberapa bulan – CEO masih dijabat ekspatriat. Begitu ditugaskan sebagai CEO, dia pun menganalisis perusahaan dan menyadari bahwa organisasi yang dipimpinnya memang tidak sedang pada kinerja yang baik. “Saya ingat ketika kuartal I/2007, penjualan turun sekitar 30%,” dia mengawali cerita.

Saat itu secara global Pfizer sedang gencar mereorganisasi bisnis. Beberapa bisnis direstrukturisasi dan hal itu juga berimbas pada bisnisnya di Indonesia. Saat itu, sejumlah mitra bisnis Pfizer seperti distributor dan dokter banyak yang bertanya-tanya ada apa dengan PI. Di internal karyawan pun banyak keresahan karena kondisi itu. Di sisi lain, secara organisasi, PI telanjur besar, telanjur gendut, sehingga lamban. Beban untuk berjalan sedemikian tidak ringan. “Saya lihat komunikasi di perusahaan juga nggak jelas sehingga karyawan resah,” kata mantan profesional Grup Indofood ini mengenang.

Dari sisi organisasi, Luthfi melihat seharusnya organisasinya tidak perlu segemuk saat itu. Selain itu, dari sisi produk, banyak pembenahan pemasaran yang juga mesti dilakukan. Contoh kecilnya ialah Viagra, salah satu produk Pfizer yang citra mereknya semakin tak terkendali karena banyak pedagang kecil yang mengiklankan Viagra sebagai obat impotensi — kondisi itu tak sesuai dengan visi Pfizer yang menjadikan obat itu sebagai obat resep solusi hubungan suami-istri. “Seharusnya perusahaan sebagai pemilik brand yang mengendalikan dan mengelola arah pencitraan brand, namun saat itu Viagra telanjur ter-branding tidak sesuai dengan harapan perusahaan,” ujarnya.

Sejumlah langkah penting diambil Luthfi untuk membenahi kondisi yang terjadi. Pertama, aspek komunikasi. Dia tergolong orang yang meyakini tugas terpenting CEO ialah komunikasi, komunikasi, dan komunikasi. Dia melihat karyawan saat itu resah karena kurang tahu ke mana arah perusahaan, apalagi saat itu secara global memang ada perubahan. “Yang penting, bagaimana berkomunikasi dengan teman-teman. Termasuk dengan karyawan di lapangan sebagai ujung tombak perusahaan. Mereka harus kami perhatikan lebih baik, kami harus take care lebih banyak ke mereka,” kata lelaki tamatan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ini. Dalam rangka membangun komunikasi itu, dia sangat intens mengunjungi cabang-cabang dari ujung timur sampai ujung barat Indonesia, termasuk ke dokter-dokter dan distributor.

Luthfi dan timnya ingin meyakinkan bahwa tidak ada masalah dengan PI. Semua baik-baik saja. Dia teringat, pada awal-awal memimpin, waktunya habis untuk berkeliling Indonesia membangun komunikasi dengan stakeholders. “Waktu Pak Luthfi lebih banyak di lapangan saat itu. Traveling terus setiap minggu,” demikian komentar Chrisma Albanjar, Direktur Public Affairs PI, yang bergabung dalam tim Luthfi sejak 2007.

Kemudian, secara internal, Luthfi mencoba melancarkan jalur-jalur komunikasi yang masih tersendat. “Saya lebih sering berdialog dan (menggunakan) e-mail untuk mengomunikasikan segala sesuatunya,” ungkapnya. Sebab itu, kata kunci yang selalu digembar-gemborkan ialah teamwork, kolaborasi dan dialog terbuka. Dia tak ingin karyawannya mengalami demotivasi. “Saya selalu bilang, kerjakan tugas teman-teman semua dengan baik, yang lain sudah ada yang ngurus. Semua harus fokus pada tugasnya,” kelahiran 31 Maret 1963 ini menjelaskan prinsipnya. Pendeknya, saat-saat awal melakukan misi turnaround, dia menciptakan banyak dialog dan komunikasi agar arah perusahaan menjadi jelas di mata karyawan. Pola komunikasinya sendiri bermacam-macam. Dari one on one hingga meeting dengan kelompok-kelompok.

Sudah tentu untuk memotivasi karyawan, dalam pertemuan formal pun, Luthfi dan timnya menjelaskan arah pengembangan perusahaan. Tahun 2007, misalnya, pada pertemuan tahunan di Batam, dilakukan kesepakatan bersama tentang target-target perusahaan.

Skala organisasi pun dibenahi. Saat itu Luthfi dan timnya melihat organisasi PI terlalu besar sehingga cenderung kurang lincah. Dia memberi contoh, dalam departemen penjualan, dulu sangat berjenjang: medical representative, manajer distrik, manajer penjualan regional, manajer penjualan dan direktur penjualan. “Ini kami potong sehingga tinggal medrep, manajer area dan manajer penjualan,” katanya. Sekarang banyak sekali manfaat yang dirasakan dari pemangkasan itu. Yang terpenting: pengambilan keputusan bisa lebih cepat. Selain itu, banyak orang yang kariernya kemudian naik. Dulu untuk menjadi manajer penjualan, rentang yang harus dilakui panjang sekali.

Memang tak bisa dimungkiri, pembenahan itu diikuti dengan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap sekitar 80 karyawan. “Saya cenderung lebih suka membereskan sekalian. Kalau toh memotong, hanya sakit sekali, namun setelah itu beres. Daripada mulur-mulur nggak jelas,” ujarnya. Yang pasti, PHK itu juga dibarengi dengan komunikasi ke karyawan agar tidak beredar isu yang tak kondusif.

Dalam upaya memompa kinerja, Luthfi juga memperbaiki sistem yang sudah ada. Salah satu contoh yang paling kentara ialah perbaikan pada sistem manajemen kinerja dan sistem insentif. Kemudian juga dikembangkan sistem karier terpadu di bidang penjualan.

Ya, bagian penjualan memang menjadi fokus karena merupakan ujung tombak perusahaan. Luthfi teringat, waktu masih krisis itu, pihaknya memanggil sejumlah tenaga penjualan dari cabang-cabang untuk datang ke Jakarta. Mereka mendiskusikan perihal karier tenaga penjualan. Jadi, mereka dilibatkan dalam perumusan sistem karier.

Terobosan paling menarik yang dilakukan adalah caranya mendinamisasi tim. Untuk tim penjualan, misalnya. Luthfi rajin mengunjungi cabang-cabang dan menemani para medrep melakukan prospek ke dokter-dokter. “Kalau itu dilakukan seorang manajer, mungkin biasa. Namun presdir mau menemui medrep melakukan kunjungan ke dokter sampai pukul 12 malam menunggu pasien habis, tentu sangat jarang,” Chrisma mengomentari bosnya.

Biasanya kunjungan ke cabang selalu diiringi dengan makan malam bareng karyawan. Acara makan dilakukan bukan di restoran mahal, tetapi di lesehan di tepi jalan atau di warung kaki lima di pinggir jalan. Setelah mereka ditemani melakukan prospek ke dokter, mereka juga bisa sampaikan uneg-uneg langsung ke Luthfi saat makan. Mereka juga bisa sampaikan setelah acara main bulutangkis bareng. “Saya hanya ingin menunjukkan ke mereka bahwa dalam bekerja mereka tidak sendirian. Ada yang menemani. Hanya porsinya yang berbeda-beda,” kata Pak Presdir ini.

Contoh menarik, pada kuartal akhir 2007. Ketika itu omset masih kurang Rp 288 miliar dari yang ditargetkan. Maka untuk mengejar angka itu, angka 288 digembar-gemborkan Luthfi di mana-mana. “Angka 288 kami promosikan dan kontes di mana-mana sehingga karyawan melihat itu sebagai sesuatu yang harus dicapai,” katanya. Di ruang-ruang kantor ditempel angka 288. Lalu, bila di tepi jalan menemukan angka 288, langsung diprotret – misalnya ada bakmi 288. Kalau ketemu teman kantor, selalu bilang, “Salam 288.” Dengan ini, karyawan semua terlibat dan bergairah. “Tiap bulan kinerjanya kami track,” ujar Luthfi.

Ini belum termasuk manajemen produk. Contoh kecilnya, diadakan kontes khusus untuk penjualan produk-produk yang selama ini kurang diperhatikan. “Kami konteskan siapa yang bisa menjual paling banyak produk-produk yang sebelumnya kurang diapresiasi itu dan kami beri hadiah-hadiah bagi yang paling bagus,” ujarnya. Semua itu dibarengi upaya pemasaran, termasuk menjelaskan ke mitra dan konsumen terhadap produk-produk PI, termasuk menjelaskan posisi Viagra ke warung-warung kecil.

Tak lupa, upaya mendinamisasi karyawan dilakukan pula dengan terus mendengarkan aspirasi mereka. Karyawan tidak dilarang bicara kritis untuk mencari solusi. Tak mengherankan, dalam tiga tahun ini, tiap ada acara pertemuan tahunan seluruh karyawan (townhall meeting) selalu banyak pertanyaan kritis yang muncul. Karyawan bicara tanpa rasa takut.

Rupanya upaya pembenahan yang dilakukan selama kepemimpinan Luthfi tidak sia-sia. Motivasi karyawan terdongkrak. Kinerja perusahaan naik. “Dalam tiga tahun ini kami tumbuh double digit terus,” kata Luthfi. “Akhir tahun 2007 kami bisa buktikan ke semua pihak, termasuk karyawan dan pelanggan, bahwa Pfizer still exist. Tahun 2008 dan 2009 terus berjalan dengan baik,” imbuhnya. PI yang sempat memangkas orang di tahun 2007 pun kini terus mengembangkan bisnisnya dan bahkan kembali menambah karyawan karena memang ada kebutuhan baru. Saat ini jumlah karyawan sekitar 1.000 orang — termasuk 500 salesforce dan 300-an karyawan pabrik. Lebih dari itu, proses organisasi kini menjadi lebih ramping, lebih efisien. Keputusan bisa diambil lebih cepat dan lebih fokus ke pelanggan dan bisnis.

Tak ayal, PI tetap sanggup menancapkan posisinya sebagai perusahaan farmasi asing terbesar di Indonesia. Target omset Rp 1 triliun pada 2012 yang sudah dicanangkan beberapa tahun lalu tampaknya akan bisa dicapai setahun lebih awal. PI juga memastikan akan menambah kapasitas produksi pabriknya (hingga 50%) di Bogor, Jawa Barat, yang dimulai akhir 2010.

Yang menarik, meski hanya dengan 1.000 karyawan, PI mampu sejajar dengan pemain besar di farmasi seperti Kalbe Farma, Dexa dan Sanbe yang notabene karyawannya jauh lebih banyak. “Kami memang fokus pada produk di mana kami unggul, tidak main diversifikasi ke mana-mana,” kata Luthfi memberi alasan. PI fokus di obat ethical. Beberapa produk obat andalannya antara lain obat-obat untuk anti-inflamasi, kardiovaskuler, antidepresi, antidiabetes, kanker, disfungsi ereksi dan glaukoma. Merek yang cukup dikenal antara lain Visine, Combantrin, Viagra dan Ponstan.

Berdasarkan data sebuah perusahaan riset farmasi terkemuka, penjualan obat ethical PI periode Juni 2009-Juli 2010 telah menyentuh Rp 853 miliar, dengan pangsa pasar 4,3%. Bisnis farmasi memang dikenal sebagai industri yang persaingannya sangat ketat sehingga penguasaan pasarnya amat terfragmentasi. Kalbe sebagai pemain terbesar di farmasi bahkan hanya mampu menguasai pangsa 7,7%. Pangsa seperti yang sekarang dikuasai PI jelas sudah sangat signifikan.

Lilik Agung, pemerhati bidang manajemen, melihat apa yang dilakukan Luthfi tepat karena bicara tentang reorganisasi, maka mayoritas terjadi demotivasi pada banyak karyawan. “Apalagi jika reorganisasi juga menyangkut reorganisasi jumlah karyawan dan terjadi PHK. Menumbuhkan semangat, meyakinkan karyawan akan masa depan perusahaan dan masa depannya diperlukan. CEO harus turun langsung ke karyawan dan

berkomunikasi langsung dengan mereka. Urusan eksternal (pihak luar, konsumen) akan terselesaikan dengan sendirinya apabila urusan internal sudah solid,” Lilik memberi alasan.

Dia melihat ada banyak cara membenahi organisasi bermasalah. “Tergantung konteksnya. Untuk konteks PI akibat dari kebijakan Pfizer global, maka meyakinkan karyawan akan masa depannya dan perusahaan perlu dikedepankan,” ujarnya. Selain itu, juga menyatukan visi perusahaan-karyawan, membangun soliditas tim, melakukan komunikasi yang intensif, dan membangkitkan motivasi. “Kesuksesan dalam melakukan transformasi bisnis sangat ditentukan kecakapan CEO dalam mengendalikan perubahan serta konsistensi manajemen untuk terus-menerus mengawal dinamika yang terjadi,” papar Lilik.

Luthfi menjelaskan, proses transfomasi untuk men-turnaround perusahaannya sebenarnya tidak menemui hambatan yang sangat berat. “Hambatannya lebih pada visi dan persepsi yang berbeda-beda dari karyawan sehingga butuh penyatuan visi dan persepsi,” ungkapnya. Menurut dia, dalam proses restrukturisasi, tahapan paling genting biasanya pada tiga bulan pertama. “Itu masa-masa transisi. Tapi kalau karyawan tahu bahwa transisi itu memang perlu, mereka akan senang melakukannya dan memang hasilnya bisa kelihatan. Tugas saya meyakinkan kepada karyawan, ‘You are the best. Masa kita nggak bisa mencapai ke sana?’.”

Kini, PI sudah kembali ke jalur yang sebenarnya. Dan Luthfi pun telah menjawab tantangan yang diberikan. Namun laiknya sebuah performa, dia akan diuji dari waktu ke waktu. Inilah tantangan Luthfi dan keluarga besar PI: mempertahankan dan meningkatkan prestasi yang ada.

By : SWA

Manajemen Strategi Definisi & Aplikasi

Manajemen Strategi

adalah proses penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi.

Manajemen Strategi mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen Strategi merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direktur dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut.

Manajemen Strategi memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi. Berbagai buku mendefinisikan manajemen strategi dengan kata-kata yang berbeda. Diantaranya, Manajemen Strategi merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi. Begitu banyak pengertian Manajemen Strategi, namun pada dasarnya Manajemen Strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan

Strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya, sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal daneksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik. Sesuai definisi yang ada, menjalankan Manajemen Strategi berarti pebisnis juga harus membuat perencanaan dalam bentuk formulasi bisnis secara matang. Berikut merupakan 10 formulasi Manajemen Strategi antara lain :

1. Menjadi objektif. Angan-angan sendiri tidak memiliki tempat di dalam bangunan sebuah bisnis. Kejujuran, penilaian yang tenang dari kekuatan dan kelemahan perusahaan dan keahlian bisnis serta manajemennya adalah hal yang mendasar.

2. Membuat sederhana dan terfokus. Dalam usaha kecil, kesederhanaan adalah efektif. Usaha dan sumber daya, seharusnya dikonsentrasikan dimana dampak dan keuntungan adalah hal yang paling utama.

3. Fokus pada pasar yang menguntungkan. Kelangsungan hidup dan keberhasilan usaha kecil oleh persediaan barang dan jasa khusus yang menemukan keinginan dan kebutuhan dari pemilihan kelompok pelanggan.

4. Mengembangkan rencana pemasaran. Usaha kecil harus memutuskan bagaimana untuk meraih dan menjual kepada pelanggan.

5. Memanajemen tenaga kerja secara efektif. Kesuksesan usaha kecil tergantung pada bangunan, pengaturan dan motivasi sebuah tim pemenang.

6. Membuat catatan keuangan yang jelas. Usaha kecil perlu untuk memiliki catatan asset, liabilitas, penjualan, biaya dan informasi akunting lainnya dalam urutan untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan.

7. Tidak pernah menghambur-hamburkan kas. Kas adalah raja di dalam dunia usaha kecil.

8. Menghindari perangkap yang berulang-ulang dari pertumbuhan yang cepat. Usaha kecil harus hati-hati melakukan ekspansi.

9. Mengerti seluruh fase bisnis. Pengendalian usaha kecil dan kemajuan keuntungan usaha kecil , tergantung pada pengertian yang lengkap dari seluruh fungsi bisnis.

10. Merencanakan ke depan. Usaha kecil harus memformulasikan secara kritis dan menantang, pencapaian yang masih, tujuan dan mengubahnya menjadi aktifitas yang produktif.

Beberapa JURUS Manajemen Strategi yang terbukti jitu dalam strategi bisnis antara ain:

1. Manajemen Strategi yang berorientasi pada product leadership (keunggulan produk). Perusahaan yang mengunakan Manajemen Strategi ini selalu berupaya menciptakan produk-produk dengan kualitas premium, dan selalu one ste ahead dibanding produk kompetitor.Merekataksegan segan mengeluarkan dana besar untuk bagian R&Dnya demi terciptanya produk yang berkualitas.

2. Manajemen Strategi yang berorientasi pada operational excellence (keunggulan operasional). Dalam Manajemen Strategi ini yang paling utama adalah membangun proses bisnis yang efektif & efisien. Sehingga dengan proses bisnis yang efektif & efisiensi ini, mereka mampu menekan biaya produksi, sehingga dengan Manajemen Strategi ini mereka mampu menjual produknya dengan harga yang lebih kompetitif dibanding competitor-kompetitornya.

3. Manajemen Strategi yang berorientasi pada customer intimacy (Keakraban/Keintiman dengan pelanggan). Yang paling utama dalam Manajemen Strategi ini adalah membangun hubungan yang akrap/intim dengan semua pelanggannya sehingga akan membentuk mitra bisnis/relasi yang langgeng dan berkelanjutan. Kami SIENConsultan perusahaan konsultan Manajemen Strategi, bisnis, strategi, konsultan strategi, konsultan ritel, konsultan bisnis strategi, Konsultan keuangan, Finance&Accounting Management, konsultan pajak, marketing strategi, bisnis plan, pengembangan bisnis, konsultan bisnis, bisnis peningkatan omzet, strategi training motivasi ,Strategy and Business, Strategy Management, Business Marketing Strategy, yang sudah TERBUKTI & berpengalaman lebih dari 12tahun dalam menangani perusahaan lokal/Asing tanpa melihat besar kecil perusahaan.
by :http://uswatun037.wordpress.com

Review Great Manajemen Book : Re Code Your Change DNA by Rhenal Kasali

Setelah cHaNgE!, Rhenald Kasali kembali dengan buku yang semakin dalam mengurai proses perubahan.

Re-code Your Change DNA adalah buku yang harus dibaca siapa pun yang ingin melakukan perubahan dalam hidupnya. Untuk beranjak dari satu titik tempat kita sedang berada ke tempat yang kita inginkan, maka kita harus berubah. Apa yang diperlukan dalam proses perubahan itu?

Berdasarkan pengalamannya, perjalanannya, buku-buku dan riset yang dipelajarinya, Rhenald Kasali yang saat ini adalah staf pengajar UI dan menjabat Ketua Program Magister (MM) universitas yang sama menyusun sebuah teori tentang bagaimana terjadinya sebuah perubahan.

Dengan teori yang diajukannya --dari Re-code individu, Re-code leader, Re-code pikiran, Re-code organisasi, hingga Re-code the critical mass-- Rhenald sepertinya akan kembali berkeliling dari seminar ke seminar, dan dari organisasi ke organisasi, untuk mengajarkan langsung teorinya itu. Sebelumnya, hal yang sama terjadi setelah cHaNge! terbit dan mendapat sambutan yang sangat baik dari pembaca.

Menurut Rhenald, agar tetap unggul dalam dunia bisnis yang kompetitif, setiap organisasi harus adaptif terhadap perubahan. Organisasi yang adaptif didukung oleh SDM dengan kadar Change DNA yang tinggi. Change DNA adalah sifat-sifat dasar yang membentuk diri seseorang sehingga ia mampu melihat dan bergerak melakukan perubahan.

Unsur-unsur pembentuk sifat perubahan (Change DNA) itu dapat disingkat menjadi OCEAN, yang terdiri dari Openness to experience, Conscientiousness, Extroversion, Agreeableness, dan Neuroticism. Buku ini juga menyediakan tes untuk mengukur kadar OCEAN Anda, sehingga Anda bisa mengetahui bagian mana yang perlu Anda benahi untuk menjadi seorang penggerak perubahan.

Rhenald memberi ilustrasi beberapa individu yang dianggapnya mempunya Change DNA yang unggul, yaitu Muhammad Yunus yang mendirikan bank untuk pengemis, Paul Otellini yang membuat perubahan besar-besaran di Intel, Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum yang mengubah Dubai dari sebuah padang pasir menjadi Hongkong-nya Timur Tengah, dan juga Martin Luther King yang memperjuangkan hak-hak kaum kulit hitam.

Cerita-cerita di atas disampaikan dengan cara yang menarik dan sangat inspiratif. Tidak ketinggalan, disertai juga foto-foto yang menarik, yang mewarnai seluruh buku ini. Buku ini adalah buku manajemen yang disampaikan dengan cara yang "ngepop". Setiap bab dilengkapi dengan foto, ilustrasi, kutipan, kesimpulan, komentar penulis, dan bahkan foto-foto penulis sendiri dalam berbagai ekspresi.
http://www.blogger.com/img/blank.gif
Tidak hanya cerita tentang tokoh-tokoh dunia seperti disebutkan di atas, dalam buku ini juga terdapat cerita dari organisasi-organisasi di Indonesia, seperti Citibank, BCA, dan terutama dalam pemerintahan kita. Betapa Rhenald sang guru ingin melihat perubahan dalam bangsa ini. Perubahan itu harus dimulai dengan adanya pemimpin yang memiliki Change DNA unggul. Karena itu dalam buku ini juga diuraikan banyak teori tentang kepemimpinan.

Bila Anda ingin organisasi Anda berubah, maka mulailah dengan me-re-code Change DNA Anda sendiri.

Free Download E book Here!!!!!! (pdf Version)

10 Langkah Menyiapkan Dokumen Mutu Perguruan Tinggi

Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi membutuhkan budaya mutu yang tinggi dari para pelaku dalam organisasi itu sendiri. Persyaratan ini berlaku jika ingin Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi itu, berkelanjutan. Keberlanjutan ini merupakan suuatu ancaman terbesar dalam Implementasi Sistem Penjaminan Mutu di Perguruan Tinggi. Potensi ini cukup besar karena Perguruan Tinggi sebagai organisasi yang berisikan ide-ide besar dan ideal dari para pelaku organisasi (dosen-dosen). Kerap terjadi ide-ide tersebut akan menjadi isu-isu utama untuk mengarahkan jalannya organisasi untuk beberapa tahun ke depan. Namun, ketika pencetus ide tidak lagi menduduki sebagai pimpinan maka ide itu hilang dengan sendirinya. Dengan kata lain bahasa sederhana ganti pimpinan ganti kebijakan, ganti metode, ganti prosedur, ganti acara. Mulai dari awal lagi. Capek…… deh..

Akibatnya keberlanjutan suatu kegiatan atau program menjadi sangat rendah. Hal ini sebenarnya, menunjukkan bahwa pengelolaan perguruan tinggi itu bukan diarahkan oleh visi institusi tetapi oleh visi masing-masing pimpinan. Wal hasil keberhasilan yang dicapai hanya untuk diri sang pimpinan bukan keberhasilan secara organisasi. Dengan sistem penjaminan mutu perguruan tinggi hal demikian tidak akan terjadi. Karena sistem ini meletakkan arah organisasi ditentukan oleh visi organisasi itu sendiri bukan oleh visi pimpinannya. Siapapun, pimpinannya jika beliau dapat mengawal dan menyelaraskan semua visi anggota organisasi ke dalam visi organisasi Perguruan Tinggi maka Insya Allah akan tetap berhasil membawa Perguruan Tinggi. Mengakomodasi visi organisasi Perguruan Tinggi ke dalam visi pribadi inilah yang harus dimiliki oleh anggota organisasi sehingga membentuk budaya organisasi dalam diri pelaku-pelakunya. Hal ini tentunya membutuhkan waktu yang lama tidak hanya setahun dua tahun tetapi lebih lama mungkin puluhan tahun. Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk mempercepat dan mempersingkat waktu yang dibutuhkan yaitu dengan menggunakan sistem manajemen mutu. Sistem manajemen mutu, organisasi digerakan dan diarahkan oleh visi organisasi bukan visi pribadi pimpinan. Dengan menjadikan sistem manajemen mutu sebagai landasan sistem manajemen Perguruan Tinggi maka Implementasi Sistem Penjaminan Mutu akan mampu bertahan keberlangsungan dan berkelanjutannya.

Untuk mendukung kebelangsungan dan keberlanjutan sistem penjaminan mutu perguruan tinggi maka sistem manjemen mutu sebagai landasan utamanya perlu dibangun dengan baik dan kuat. Kokohnya bangunan sistem manajemen mutu ini terjadi jika sistem tersebut mampu memetakan proses-proses yang ada dalam organisasi Perguruan Tinggi tersebut dan mengintegrasikan dari intraksi-interaksi proses yang ada dan berjalan di organisasi serta mampu mendokumentasikan proses-proses tersebut dalm blue-print proses Perguruan Tinggi. Blue-print prose’s Perguruan tinggi satu dengan yang lainnya tidak pernah sama, bergantung dari sisi kompleksitas, kerumitan dan kompetensi personil yang ada di Perguruan Tinggi. Berikut ini langkah-langkah bagaimana mengidentifikasi proses-proses yang ada di Perguruan Tinggi dan Menyusun kebutuhan Dokumen yang diperlukan dalam Perguruan Tinggi tersebut.

Identifikasikan proses-proses yang ada.
Identifikasikan apa yang dilakukan sekarang dengan proses-proses tsb.
Identifikasikan dan tentukan interaksi antar proses-proses tersebut, sehingga menjadi bisnisproses perguruan tinggi yang terintegrasi serta saling terkait.
Tentukan persyaratan standar ISO 9001:2000 dalam proses-proses tersebut, jika ada persyaratan yang belum terakomodasi tentukan penanganannya dan penerapannya.
Tentukan proses utama(core processes), proses manajemen, (management processes) dan proses pembantu (supporting processes) dalam business process tsb. Tentukan proses-proses mana saja yang merupakan proses kunci (key process), proses-proses kunci ini nantinya akan berkaitan langsung dengan sasaran mutu yang akan dicapai.
Tentukan prosedur-prosedur yang akan muncul agar memenuhi persyaratan ISO 9001:2008, termasuk 6 (enam) prosedur terdokumentasi yang dipersyaratkan oleh standar.
Identifikasikan dokumen-dokumen yang sudah ada, termasuk form-form, petunjuk kerja, spesifikasi, gambar teknis, dll
Buat tabel atau bagan alir keterkaitan antara proses-klausul terkait-prosedur terkait- petunjuk kerja (jika memungkinkan) dan/atau dokumen lain, lihat persyaratan standard dan kebutuhan internal perguruan tinggi, jika ternyata belum memenuhi atau perlu kebutuhan baru, identifikasikan sebagai kebutuhan dokumen baru.
Tentukan format-format yang akan digunakan untuk setiap level dokumen. Dan metode identifikasi penomorannya. Metode penulisan Dokumentasi SMM, bisa dimulai dari prosedur (dengan catatan bahwa bisnis proses yang ada sudah benar-benar mendekati dan memenuhi persyaratan standar), kemudian diteruskan dengan penulisan petunjuk kerja serta dokumen penunjang termasuk form-form yang diperlukan. Baru terakhir penulisan manual mutu.
Sebelum memulai penulisan dokumentasi SMM, harus sudah tersedia pernyataan kebijakan mutu yang disahkan Pimpinan Perguruan Tinggi serta (paling tidak) draft dari sasaran mutu yang ingin dicapai.

Demikian sekelumit pengalaman langkah-langkah menyusun dokumen sistem manajemen mutu yang mendasarkan pada kondisi dan keadaan yang berjalan dalam organisasi. Untuk menyusun blue-print proses perguruan tinggi lebih baik dilakukan secara bertahap dan bukan sesaat. Semoga tulisan ini bisa menginsiparasi dan memotivasi para pembaca dalam mengim- plementasikan dan mengembangkan sistem penjaminan mutu di masing-masing perguruan tingginya. Namun demikian, semuanya itu perlu disesuaikan dengan kondisi dan potensi sumber daya yang ada. Semoga bermanfaat. (BQST-072009)