Strategi Terbaru Starbucks


SAN FRANSCISCO - Ada saja cara yang dilakukan Starbucks Corp untuk menangkis imbas krisis subprime mortgage dan mempertahankan pangsa pasarnya. Salah satunya, memancing pelanggan di pagi dan sore hari sekaligus.

Setelah menyatakan akan menutup ratusan gerainya, kedai kopi ini akan menawarkan paket murah minum ngopi di sore hari. Strategi ini dilakukan bukan untuk mengobral produknya, namun untuk mendongkrak angka penjualannya.

Seperti diketahui produsen minuman kopi ini akan menutup 600 gerainya dan memangkas setidaknya 12 ribu karyawan. Tidak hanya pada unit bisnisnya yang berada di Amerika Serikat saja, 61 dari 84 gerainya di Negeri Kanguru alias Australia juga ditutup. Akibatnya, sekira 700 karyawan akan dirumahkan.

Goncangan ini merupakan imbas hentakan resesi ekonomi Negeri Paman Sam yang mengakibatkan merosotnya daya beli masyarakat. Kekacauan ekonomi ini diperparah dengan harga minyak mentah dunia yang menggila dan banyaknya pengangguran akibat banyak perusahaan yang gulung tikar.

Sadar akan kondisi yang tidak menguntungkan ini, manajemen Starbucks langsung melakukan berbagai promosi. Salah satunya ya paket ngopi sore tesebut.

"Saat ini, kita harus melihat berbagai relevansi. Para konsumen akan mencari harga yang pas," ujar Vice President for Customer Relationship Management Starbucks Brad Stevens, seperti dikutip Reuters, Rabu (6/8/2008).

Dalam membidik pelanggan, Starbucks cukup cerdik. Dia tidak hanya menggaet pelanggan di sore hari. Namun, juga pelanggan di pagi hari. Caranya, Starbuck memberikan potongan harga bagi pelanggan yang menunjukan kuitansi pembelian di pagi hari. Dengan demikian, perusahaan kopi kelas dunia ini mampu mengeruk pembeli dua kali lipat.

Bagi pelanggan yang menunjukan kuitansi, maka mereka hanya mengocek dana USD2 per cangkir kopi. Hanya dengan mengeluarkan uang yang cukup murah untuk ukuran di Amerika, pelanggan disuguhkan kopi jenis grande atau minuman ukuran medium. Para penggemar kopi ini bisa mulai ngopi murah pukul 14.00 waktu setempat.

Stevens meyakini, Starbucks mampu mengalahkan pesaingnya yakni Mc Donalds dan Burger King.